Rabu, 30 Mei 2018
Alat pengecil ukuran
LANGGANAN
SEPUTAR HIDUP EKSENTRIK
Mari bersenang-senang dan bergembira di Blog kami.
HOME
November 16, 2010
PENGECILAN UKURAN
1. Pengecilan Ukuran
Pengecilan ukuran adalah proses penghancuran atau pemotongan suatu bentuk padatan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil oleh gaya mekanik. Bahan padat (solid) bisa dihancurkan dengan delapan atau sembilan cara, tetapi hanya empat cara yang umum diterapkan pada mesin-mesin pengecilan ukuran. Keempat cara itu adalah kompresi, pukulan, atrisi (attrition), dan pemotongan (cutting). Pada umumnya, kompresi digunakan pada pengecilan ukuran padatan yang keras, pukulan digunakan untuk bahan padatan yang kasar, setengah kasar, dan halus. Atrisi digunakan untuk memperoleh produk-produk yang sangat halus, sedangkan pemotongan untuk menghasilkan produk dengan bentuk dan ukuran tertentu, halus atau kasar (McCabe dan Smith, 1976).
Tujuan pengecilan ukuran adalah mengupayakan suatu bahan memenuhi spesifikasi tertentu, agar sesuai dengan bentuk. Untuk memenuhi spesifikasi tersebut, ukuran partikel bahan harus dikontrol. Pertama dengan memilih macam mesin yang akan digunakan dan kedua memilih cara operasinya. Untuk memperoleh hasil yang sama pada peralatan ukuran sering dipasang saringan.
Pengecilan ukuran bisa merupakan operasi utama pada pengolahan pangan atau operasi tambahan. Pada pengecilan ukuran, bisa dibedakan antara pengecilan ukuran yang “ekstrim” (penggilingan) dengan pengecilan ukuran yang produknya relatif berdimensi besar (pemotongan) (Leniger dan Beverloo, 1975).
Brennan et al. (1974) menyatakan bahwa ada beberapa alasan dilakukannya pengecilan ukuran, yaitu :
a. Membantu proses ekstraksi, misalnya cairan gula dari tebu, dan sebagainya.
b. Mengecilkan bahan sampai ukuran tertentu untuk maksud tertentu.
c. Memperluas permukaan bahan, untuk membantu proses pengeringan, proses ekstraksi, proses “bleaching”, dan sebagainya.
d. Membantu proses pencampuran (mixing atau blending).
Menurut Henderson dan Perry (1982) kemampuan mesin atau peralatan pengecilan ukuran ditentukan oleh kapasitas mesin, tenaga/energi yang dibutuhkan tiap unit bahan, ukuran dan bentuk bahan sebelum dan sesudah pengecilan ukuran.
Tujuan ekonomis dari proses pengecilan ukuran adalah untuk mencapai hasil yang diinginkan dengan biaya yang minimum. Modal, biaya operasi, dan biaya perawatan memegang peranan penting dalam proses pengolahan. Ketiga hal di atas harus diperhitungkan sebelum memilih macam mesin pengecil ukuran. Pada umumnya pengetahuan tentang karakteristik bahan yang akan diolah, serta mesin yang akan digunakan, perlu diketahui (Brennan et al., 1974).
2. Hammer mill
Hammer mill merupakan aplikasi dari gaya pukul (impact force). Prinsip kerja hammer mill adalah rotor dengan kecepatan tinggi akan memutar palu-palu pemukul di sepanjang lintasannya. Bahan masuk akan terpukul oleh palu yang berputar dan bertumbukan dengan dinding, palu atau sesama bahan. Akibatnya akan terjadi pemecahan bahan. Proses ini berlangsung terus hingga didapatkan bahan yang dapat lolos dari saringan di bagian bawah alat. Jadi selain gaya pukul dapat juga terjadi sedikit gaya sobek.
Gambar 1. Penggiling palu (hammer mill)
Penggiling palu merupakan penggiling yang serbaguna, dapat digunakan untuk bahan kristal padat, bahan berserat dan bahan yang agak lengket. Pada skala industri penggiling ini digunakan untuk lada dan bumbu lain, susu kering, gula dan lain-lain (Wiratakusumah, 1992).
Menurut Mc Colly (1955), penggunaan hammer mill mempunyai beberapa keuntungan antara lain adalah :
1. konstruksinya sederhana
2. dapat digunakan untuk menghasilkan hasil gilingan yang bermacam-macam ukuran
3. tidak mudah rusak dengan adanya benda asing dalam bahan dan beroperasi tanpa bahan
4. biaya operasi dan pemeliharaan lebih murah dibandingkan dengan burr mill
Sedangkan beberapa kerugian menggunakan hammer mill antara lain adalah :
1. biasanya tidak dapat menghasilkan gilingan yang seragam
2. biaya pemasangan mula-mula lebih tinggi dari pada menggunakan burr mill
3. untuk gilingan permulaan atau gilingan kasar dibutuhkan tenaga yang relatif besar sampai batas-batas tertentu.
Gambar potongan melintang pada hammer mill adalah sebagai berikut :
Gambar 2. Potongan melintang pada hammer mill
Menurut Smith (1955), hammer mill terdiri dari atas martil/palu yang berputar pada porosnya dan sebuah saringan yang terbuat dari plat baja. Hasil pertanian yang akan digiling dimasukkan melalui sebuah corong pemasukan dan dipukul oleh suatu seri plat baja. Susunan martil/palu pada hammer mill adalah sebagai berikut :
Gambar 3. Susunan alat pemukul pada hammer mill
Bagian utama dari hammer mill adalah corong pemasukan,pemukul, corong pengeluaran, motor penggerak, alat transmisi daya, rangka penunjang dan ayakan.
Corong pemasukan
Corong pemasukan terbuat dari plat esher 1.5 mm, bagian atas dari corong pemasukan berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 350 mm x 350 mm dan bagian bawahnya menyempit sampai 90 mm x 50 mm dengan kemiringan dinding corong 40oC.
Pemukul
Pemukul terbuat dari stainless steel. Pada bagian ini terdapat lima pasang pemukul yang juga terbuat dari bahan stainless steel. Ukuran pemukul adalah antara 100 mm x 25 mm x 5 mm dan pada kedua sisi pemukul dibuat tajam, hal ini bertujuan agar sisi pemukul yang satu dapat menggantikan sisi pemukul yang sudah tumpul dengan cara membalik posisi. Pemukul dipasang dengan posisi horizontal dengan jumlah lima pasang yang disatukan oleh empat buah poros yang terbuat dari stainless steel dengan berdiameter 10 mm dipasang vertikal. Gambar detail pemukul adalah sebagai berikut :
Gambar 4. Detail pemukul
Saringan
Saringan yang digunakan pada hammer mill terbuat dari plat baja. Pada hammer mill saringan memegang peranan penting dalam menentukan besar ukuran butir biji-bijian, saringan dapat diganti-ganti tergantung dati besar ukuran butir hasil gilingan yang dikehendaki.
Gambar 5. Bentuk saringan pada hammer mill
Sumber : www.ivd.uni-stuttgart.de/bilder/maier/hm_gr.jpg
Corong pengeluaran
Corong pengeluaran terbuat dari plat esher 1.5 mm yang berbentuk kerucut terpancung pada posisi terbalik. Diameter corong adalah 550 mm dan diameter bawahnya adalah 120 mm.
Ayakan
Alat ini berukuran 600 mm x 600 mm yang mana konstruksinya terbuat dari kayu dengan bentuk seperti trapezium dan kostruksi penyangga terbuat dari plat siku 25 mm x 25 mm x 2.5 mm dengan ukurannya sama dengan ukuran ayakan. Posisi ayakan ini adalah miring dengan kemiringan 10oC, ini bertujuan untuk memudahkan gerak dari transmisi yang menggerakkan ayakan dan mempercepat proses pengayakan.
Gambar 6. Ayakan
Motor penggerak
Motor penggerak yang digunakan adalah motor listrik dengan daya dan kecepatan putaran berturut-turut 1 hp dan 148 rpm. Motor tersebut dipasang pada dudukan yang terbuat dari baja plat 8 mm yang berukuran 250 mm x 147 mm yang dipasang dengan sebuah engsel. Fungsi engsel adalah jarak antara poros terhadap motor dengan poros utama dapat diatur untuk memperoleh tegangan sabuk yang diinginkan.
Sistem transmisi tenaga
Sistem transmisi tenaga berfungsi untuk menyalurkan tenaga dari sumber tenaga sampai bagian penggilingan dan ayakan. Desain sistem transmisi tenaga diharapkan dapat menyalurkan tenaga sebesar-besarnya dan kehilangan yang sekecil-kecilnya.
Spesifikasi dari hammer mill adalah sebagai berikut :
Panjang (mm) 730
Lebar (mm) 500
Tinggi (mm) 1.240
Berat (mm) 180
Kapasitas (kg/h) 200
Efisiensi (%) 50-75
Sumber : www.fao.org
Kecepatan putar dari pemukul hammer mill yaitu antara 1500 rpm sampai 4000 rpm tetapi menurut Mc Colly (1955), kecepatan putar dapat lebih rendah dari 2500 rpm asal tidak lebih dari 1500 rpm dan paling tinggi 4000 rpm.
Modulus kehalusan dan indeks keseragaman hasil gilingan semata-mata dikendalikan oleh ukuran dari lubang saringan yang dipakai, walaupun kecepatan putar gigi penggiling dan jumlah gigi merupakan faktor yang mempengaruhi (Richey et al., 1961). Selain faktor-faktor diatas juga faktor bahan itu sendiri merupakan faktor yang berperan seperti kadar air, jenis bahan serta kecepatan pemasukan bahan.
Hammer mill dapat digerakan dengan motor bakar internal, motor listrik maupun menggunakan traktor melalui power take off yang dihubungkan dengan belt. Kebutuhan tenaga hammer mill dapat dihitung dengan rumus :
Hp = V x I x Pf x Eff
746
Dimana :
V = tegangan listrik yang masuk motor (Volt)
I = kuat arus yang masuk motor (Amper)
Pf = faktor tenaga listrik
Eff = efisiensi motor listrik
Dapat juga dicari dengan menggunakan rumus :
Hp = T x n
4562.4
dimana :
T = total dalam kg meter
n = kecepatan putar motor (rpm)
Makin besar kecepatan putar maka makin besar tenaga yang dibutuhkan. Menurut Richey et al. (1961) kebutuhan tenaga untuk penggerusan dan penghalusan bahan biji-bijian sangat tergantung dari jenis bahan dan kehalusan hasil gilingan yang dikehendaki juga efek dari jumlah gigi penggiling yang digunakan untuk penggilingan tersebut. Faktor lain yang mempengaruhi adalah kadar air bahan, makin tinggi kadar air bahan yang akan digiling maka tenaga yang dibutuhkan makin besar.
Berdasarkan kebutuhan tenaga, Smith (1955) membedakan hammer mill atas ukuran kecil dengan menggunakan motor listrik satu Hp dan ukuran besar dengan menggunakan motor listrik 75 sampai 100 Hp.
Gigi penggiling hammer mill harus terbuat dari baja atau besi tuang yang kuat, mempunyai bentuk tajam disetiap pojok gigi penggiling tersebut, agar lebih efisien dalam penghancuran bahan biji-bijian yang akan digiling (Richey,C.B et al., 1961).
Menurut Smith (1955), tipe hammer mill dibedakan berdasarkan sifat dari gigi penggiling yaitu gigi penggiling dapat berayun bebas pada porosnya dan gigi penggiling tidak dapat berayun bebas pada porosnya (statis). Kedua tipe hammer mill tersebut dalam operasinya tidak mempunyai banyak perbedaan, yang penting diperhatikan adalah jumlah ketebalan dari gigi-gigi penggiling.
Beberapa bentuk gigi penggiling yang digunakan pada hammer mill dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 7. Beberapa bentuk gigi penggiling pada hammer mill
Terdapat tiga tipe tempat bergantungnya gigi penggiling dari hammer mill yaitu bulat, triangular dan segi empat. Gambar tipe tempat bergantungnya gigi penggiling pada hammer mill adalah :
Gambar 8. Tipe tempat bergantungnya gigi penggiling pada hammer mill
Apabila gigi penggiling yang telah digunakan mengaus maka ujung gigi panggiling tidak tajam lagi, hal ini akan menurunkan kapasitas penggerusan dan penghalusan biji-bijian yang sedang digiling. Untuk mengatasi hal ini gigi-gigi penggiling dapat dibalik penggunannya. Cara pembalikan gigi penggiling yang telah aus untuk gigi penggiling adalah :
Penentuan mutu hasil giling ditentukan oleh modulus kehalusan yang menyatakan rata-rata ukuran partikel hasil gilingan dan indeks keseragaman yang menyatakan fraksi-fraksi kasar, sedang dan halus dari partikel hasil gilingan (Smith, 1955).
Modulus kehalusan beberapa jenis biji-bijian
Jenis biji-bijian Hasil gilingan
Kasar Sedang Halus
Jagung
Kacang kedelai
Gandum
Jawawut / jelai 4.80
4.80
3.70
4.10 3.60
3.60
2.90
3.20 2.40
2.40
2.10
2.30
Angka modulus kehalusan merupakan angka hasil bagi garis tengah bahan pada keadaan mula-mula dengan garis tengah bahan pada keadaan akhir, yang berkisar antara 1 sampai 16.
3. Disk mill
Disk mill merupakan pengiiling yang memanfaatkan gaya sobek (shear force) yang banyak dipakai untuk menghasilkan gilingan halus. Tipe-tipe yang sering dipakai meliputi penggiling cakram tunggal (single disk mill) dan penggiling cakram ganda (double disk mill) (Wiratakusumah, 1992).
Single disk mill
Pada penggiling ini, bahan yang akan dihancurkan lewat diantara dua vakram. Cakram yang pertama berputar dan yang lain tetap ditempatnya. Efek penyobekan didapatkan karena adanya pergerakan salah satu cakram. Jarak antar cakram dapat diatur, disesuaikan dengan ukuran bahan dan produk yang diinginkan.
Gambar 9. Penggiling cakram tunggal
Single disk mill digunakan untuk jagung yang diolah secara wet milling, pembuatan mentega kacang, dan nut shells. Selain itu juga dapat digunakan untuk membuat ammonium nitrat dan urea (http://en.wikipedia.org/wiki/Disk_mill)
Double disk mill
Sesuai dengan namanya, pada penggiling ini kedua cakram berputar berlawanan arah. Akibat perputaran kedua cakram akan didapatkan efek penyobekan terhadap bahan yang jauh lebih besar dibandingkan dengan cakram tunggal.
Gambar 10. Penggiling cakram tunggal
Double disk mill digunakan untuk mengolah alloy powder, alumunium chips, borax, sodium hidroksida, biji-bijian, beras, fosfat, kulit, obat-obatan, dan lain-lain (http://en.wikipedia.org/wiki/Disk_mill)
Prinsip dari penggunaan disk mill adalah bahan akan digiling dengan menggunakan dua buah cakram penggiling. Bahan yang akan digiling berada diantara dua cakram penggiling yang berdiri vertikal. Satu buah cakram bersifat statis (diam). Dan cakram yang satu lagi akan bergerak untuk menggiling bahan. Tekanan dan gaya gunting berperan dalam hal ini.
Ukuran maksimum bahan yang dimasukkan adalah sebesar 20 mm. Hasil akhir dari gilingan dengan menggunakan disk mill adalah sangat tergantung dengan cakram yang digunakan dan juga dari karakteristik bahan itu sendiri (http://prolabmas.com/wmview.php?ArtID=881).
Spesifikasi dari disk mill adalah :
• 36" (91.4 cm) diameter disk
• 250 HP (186.4 kW) maximum
• 1,800 RPM maximum speed
• Grease lubricated bearings
• Gravity feed
• Hinged door swings both ways for ease of plate changes
• Manual disk positioning
• Quick release mechanism
• All process contact parts 316 stainless steel
• Belt drive with extra heavy duty motor supports
• Approximate weight (less motor) 6,600 lbs. (2,994 kg)
• Dimension - 49"H x 48" L x 89" W (124.5 cm H x 121.9 cm L x 226.1 cm W)
Kapasitas dari disk mill adalah
• 1st grind - 20,000 bushels/day (510 metric tons/day)
• 2nd grind - 40,000 bushels/day (1,020 metric tons/day)
4. Pemotongan/Slicer
Pemotongan merupakan salah satu proses yang termasuk pengecilan ukuran. Pemotongan dengan menggunakan tenaga mekanik sering dibutuhkan dalam operasi pengolahan makanan.
Pemotongan merupakan suatu proses pengecilan ukuran bahan oleh suatu pisau yang tajam dan tipis. Pada bahan terjadi retakan yang diakibatkan oleh gaya pisau tersebut, tetapi pada bahan relatif tidak terjadi kerusakan. Pemotongan biasanya digunakan pada proses pengecilan ukuran buah-buahan dan sayuran. Dengan timbulnya permukaan-permukaan baru pada bahan, proses-proses yang membutuhkan transfer cairan (liquid) atau uap, misalnya pengeringan atau ekstraksi, akan berlangsung cepat (Henderson dan Perry, 1982).
Menurut Gaver (1951) peralatan pemotong biasanya tersusun atas baja tahan karat yang digunakan untuk proses pemotongan beberapa bahan dengan berbagai ketebalan. Mesin pemotongan berputar (rotary cutter) pada umumnya terdiri dari pisau yang berputar yang terbuat dari baja paduan (alloy steel). Pisau-pisau ini terpasang pada badan mesin. Gambar alat slicer adalah :
Gambar 11. Slicer (Urschel Model CC)
Menurut Perry dan Chilton (1973) mesin pemotong berputar biasa digunakan untuk memotong bahan yang berserat. Gaya yang digunakan pada pemotongan adalah gaya geser (shear) karena lebih efektif daripada gaya pukul atau gaya tekan. Tenaga mesin berkisar 5-60 Hp, diameter pisau 1-2 ft, panjang 12-30 ft dan kapasitas mesin 1-2 ton/jam.
Kecepatan pemotongan (cutting speed) adalah suatu istilah untuk menyatakan kecepatan gerak relatif alat pemotongan terhadap permukaan bahan yang dipotong dan dinyatakan dalam satuan ft/menit (Turner dan Owen, 1945).
Brennan et al. (1974) menyatakan bahwa proses pemotongan melalui dua tahapan :
1. pada bahan timbul retakan (fracture) awal sepanjang celah bahan tersebut
2. timbul celah-celah baru yang menyebabkan retakan menjadi lebih besar.
Menurut Perry dan Chilton (1973) pada pemotongan terjadi gaya geser (shear). Dalam beberapa hal, tekanan pisau pada bahan ada yang bekerja secara langsung atau sekaligus, dan ada yang bekerja secara perlahan-lahan. Tekanan secara perlahan-lahan berguna untuk menghindari kerusakan pada bahan (misalnya : roti). Gaya yang bekerja pada cara ini adalah gaya “gergaji” dan gaya “luncur”.
Selama pemotongan, bahan mengalami deformasi (perubahan), distorsi dan peregangan. Peregangan ini terus meningkat sampai melampaui tegangan patah bahan tersebut dan menimbulkan retakan pada bahan, dan akhirnya bahan terbelah (Leniger dan Beverloo, 1975).
Tegangan patah dimiliki oleh setiap bahan. Patah/belah dalam suatu bahan terjadi sepanjang retakan atau bagian yang rusak (cacat) dalam struktur bahan. Bahan yang berukuran besar mempunyai banyak retakan dan dengan sedikit tegangan, bahan bisa belah. Bahan yang berukuran kecil mempunyai sedikit retakan dan titik patahnya lebih tinggi sehingga diperlukan tegangan yang lebih besar (Loncin dan Merson, 1979).
Jika bidang retakan jumlahnya sedikit, bahan tersebut lebih mudah ditangani dengan gaya pukul dan gaya geser. Bahan yang berserat lebih baik ditangangi dengan gaya memotong (cutting).
Peralatan pemotong yang baik mempunyai pisau yang tajam dan tipis. Cara kerja pisau pemotong pada waktu memotong bahan diusahakan seperti cara menggergaji (sawing). Hal ini akan menghasilkan potongan bahan yang halus dan energi yang digunakan lebih kecil (Henderson dan Perry, 1982).
Pisau-pisau pemotong ini memerlukan perawatan tertentu. Hal ini untuk menghindari kerusakan pada bahan yang dipotong. Pisau-pisau pemotong sering tumpul dan rusak. Pisau yang terbuat dari baja paduan atau bahan sejenis umumnya lebih tahan lama. Perawatan yang dilakukan adalah pencucian untuk membuang kotoran yang melekat pada pisau (Brennan et al., 1974).
Bentuk bahan hasil pemotongan bermacam-macam antara lain kubus, irisan tipis berbentuk bulat atau persegi (slices), dan batang (bar). Bahan hasil pemotongan mempunyai kesamaan, yaitu ukurannya seragam (Leniger dan Beverloo, 1975).
5. Grater (Pemarut)
Alat pengecil ukuran yang lain adalah pemarut (grater). Grater merupakan salah satu mesin pengecil ukuran yang dalam aksinya memotong/memarut bahan menjadi potongan yang sangat kecil. Mesin pemarut kapasitas besar biasanya digunakan untuk beberapa produk seperti kelapa, dan produk lainnya.
Gambar 12. Mesin pemarut
Spesifikasi mesin pemarut :
Kapasitas 200 kg / jam Kapasitas 300 kg / jam
Dimensi 46x88x82 66x67x121
Bahan
Hopper, rol pemarut, outlet, dinding dalam Stainless steel Stainless steel
Frame Besi Besi
Motor 1 PK 2 PK
Putaran 1400 rpm 1400 rp
Sumber : (www.tokomesin.com)
1. FUNGSI Grater
Memarut bahan yang sudah dikupas, sehingga menjadi produk yang siap diolah lebih lanjut.
2. CARA KERJA
1) Bahan kupasan disiapkan di dalam bak penampung.
2) Mesin (motor) dihidupkan
3) Kemudian masukkan potongan singkong pada lubang masukan, tampung hasil parutan pada penampung yang sudah disediakan.
4) Selesai bekerja, alat dibersihkan supaya tahan lama
3.
SPESIFIKASI
1) Dimensi alat : P = 40 cm; L = 35 cm; T = 100 cm
2) Berat : 25 kg
3) Tenaga penggerak : Motor listrik
4) Kapasitas kerja : 60 kg/jam
5) Operator : 1 orang
6) Bahan : Besi siku, aluminium.
(www.warintek.co.id)
Berbagi
Posting Email
KOMENTAR
POSTING KOMENTAR
RECOMMENDED POSTS
randomposts
POSTINGAN POPULER
November 18, 2011
HURUF HIJAIYYAH YANG TIDAK TERDAPAT DALAM SURAT AL FATIHAH
Berbagi
Diberdayakan oleh Blogger
Gambar tema oleh Matt Vince
Foto saya
Suma Indranegara
"Lima menit menjelang minum kopi,
Aku ingat pensanmu: “Kurang atau lebih,
Setiap rezeki perlu dirayakan dengan secangkir kopi.”
Mungkin karena itu empat cangkir kopi sehari
Bisa menjauhkan kepala dari bunuh diri. "
KUNJUNGI PROFIL
Arsip
Label
Our Social Media
gplus
rss
Laporkan Penyalahgunaan
About & Social
Judul Blog
Aplha Blog
Bersenag-senanglah wahai hipster,sebelum alien dan pemerintah mengganggu kita
Join Our Site
Sponsor
AD BANNER
Video
https://www.youtube.com/watch?v=yMWPy5Wn6Bw
Post Top Ad
RESPONSIVE ADS HERE
Post Bottom Ad
RESPONSIVE ADS HERE
Author Details
Menyebarkan bahagia dan informasi keseluruh umat manusia, sebelum diserang Alien.
Social Media Icons
gplus
Sponsor
AD BANNER
Categories
Jenis pengawet makanan
HaloSehat
30 Jenis Pengawet Makanan yang Aman dan Berbahaya
Pengawet makanan seperti kita tahu masih termasuk di dalam kategori zat aditif di mana ada yang termasuk jenis aman dan yang tidak aman alias berbahaya bagi pengonsumsinya. Zat pengawet biasanya dipakai dengan tujuan untuk mengawetkan makanan, ada yang termasuk bahan pengawet alami, tapi juga ada yang buatan. Itulah mengapa sangat penting untuk menengok dan memahami apa saja jenis dan manfaatnya.
Tak hanya jenisnya, kita pun perlu memerhatikan mana yang termasuk baik dan mana yang termasuk berbahaya supaya dapat membatasi atau menghindarinya. Ada jenis buatan yang juga termasuk aman untuk dikonsumsi, maka akan lebih baik kita membedakannya langsung menjadi yang aman dan tidak aman.
(Baca juga: makanan yang sering mengandung pengawet)
Bahan Pengawet Makanan yang Aman
Banyak orang mengira bahwa bahan-bahan alami sudah pasti adalah yang paling aman untuk dipakai dan dikonsumsi. Sebetulnya, ada pula pengawet makanan yang buatan tapi termasuk aman dan diperbolehkan untuk digunakan. Hanya saja, beberapa pengawet yang merupakan jenis buatan tidaklah dianjurkan untuk dipakai secara berlebihan.
Asam Sitrat
Nama lain dari zat asam sitrat ini adalah citric acid dan pengawet makanan ini merupakan salah satu yang paling aman. Aman di makanan artinya juga pasti aman dikonsumsi oleh manusia. Fungsi utama dari asam sitrat ini adalah sebagai pencegah perkembangan jamur serta bakteri jahat pada makanan.
Pernyataan aman sudah dikeluarkan melalui serangkaian uji penelitian di mana dan keamanannya sudah dijamin 99,9% sehingga Anda boleh memakainya dengan tenang. Sayangnya, tak semua orang bisa cocok dengan pengawet makanan ini karena ada sebagian orang yang memiliki alergi. Meski demikian, sangat langka menjumpai orang-orang yang alergi terhadap asam sitrat.
Anda wajib mewaspadai adanya reaksi alergi dan kalau tidak begitu cocok, maka hentikan pemakaian. Pada makanan dan minuman, asam sitrat ini memang pemakaiannya bertujuan untuk menambah rasa asam, tapi ada baiknya takaran penggunaan juga diperhatikan supaya tidak berlebihan. Konsumsi apapun secara berlebihan meski aman pada awalnya juga bisa menjadi berbahaya pada akhirnya bagi tubuh.
Kunyit
Ada banyak manfaat kesehatan yang ditawarkan oleh kunyit, seperti menjadi obat kaki bengkak karena jatuh, belum lagi juga dijadikan obat asma serta obat herbal liver bengkak. Kunyit adalah rempah yang sangat baik dan bahkan ketika dipakai sebagai bahan pengawet makanan. Biasanya, kunyit digunakan untuk mengawetkan tahu.
Kunyit memang pada umumnya dikenal sebagai pewarna alami untuk makanan, atau juga diketahui sangat berkhasiat berkat sifat antibiotiknya. Tak hanya itu saja, kunyit mampu menjadi pengawet makanan dan pencegah supaya makanan tidak terburu asam dan basi. Di dalam kunyit selain ada antioksidan juga terdapat sifat antikanker, antiradang dan antibakteri yang sangat tinggi.
Kurkuminoid di dalam kunyit basah diketahui memiliki persentase sebanyak 3-5%, sementara itu ada sebanyak 40-50% kandungan kurkuminoid yang dijumpai pada ekstrak kunyit. Namun penting untuk diketahui bahwa pemakaian kunyit tak sebaiknya lewat proses pemanasan, pada lingkungan yang basah serta terkena paparan cahaya. Penggilingan dan penumbukan sebaiknya dilakukan dalam mengolah kunyit, barulah airnya diperas supaya berkualitas terbaik.
(Baca juga: efek bahaya pengawet makanan)
Vitamin C
Seperti kita tahu, vitamin C sangat dibutuhkan oleh tubuh dan karena menjadi vitamin esensial, jelas keberadaannya bagi tubuh amatlah vital. Vitamin ini juga sangat baik dalam mencegah kanker sehingga pastinya sangat aman bila digunakan untuk mengawetkan makanan. Sebagai sumber utama suplemen yang penuh gizi dan nutrisi, vitamin C juga mampu membuat makanan tak hanya tahan lama tapi juga berpenampilan segar.
Kandungan di dalam vitamin C juga sangat bagus sebagai pencegah oksigen penyebab kerusakan makanan. Biasanya, makanan dengan pengawet makanan vitamin C ini maka akan terdapat nama ascorbic acid pada labelnya. Makanan otomatis terlindungi dengan baik dan secara aman.
Itulah mengapa tak jarang makanan kalengan kerap berlabel ascorbic acid, terutama pada daging olahan. Tak hanya daging olahan, jus buah kalengan atau kemasan lainnya juga kerap menggunakan vitamin C sebagai pengawetnya. Tepung jamur, jelly, dan sereal juga berlabelkan ascorbic acid pada umumnya di mana Anda bisa mengeceknya sendiri.
Cengkih
Pastinya sudah tak asing lagi bagi kita rempah yang sudah kerap digunakan sebagai pengawet alami dalam pengobatan Cina dan India. Rempah ini memiliki kandungan beragam di mana kandungan tersebut juga sangat baik untuk kesehatan pengonsumsinya. Kandungan antioksidan di dalamnya juga tak diragukan lagi sangatlah tinggi.
Kandungan senyawa fenolik adalah yang paling tinggi dan di dalamnya itulah ada sifat antioksidan yang siap melindungi tubuh dari segala jenis penyakit. Tak hanya itu, senyawa tersebut juga bermanfaat untuk melindungi makanan dari perkembangan jamur serta kemunculan bakteri. Selain mengawetkan, biasanya cengkih juga terpercaya dalam menambah aroma pada makanan.
Kayu Manis
Mungkin Anda hanya tahu bahwa kayu manis merupakan sebuah jenis rempah aromatik yang memang menawarkan aroma khas dan wangi bagi makanan atau minuman. Padahal, lebih dari itu kayu manis sangatlah baik untuk dijadikan sebagai pengawet makanan dan juga meningkatkan kesehatan bagi beberapa penderita gangguan kesehatan.
Kayu manis merupakan sebuah jenis rempah yang bisa diandalkan untuk menjadi pengawet makanan dikarenakan sifat antioksidannya yang tinggi. Memang tak seluruh bakteri bisa dijauhkan dari makanan oleh kayu manis ini, tapi tetap ada zat antibakteri yang bisa Anda percaya. Kayu manis mempunyak zat antibakteri untuk membasmi organisme tertentu yang ada pada makanan.
(Baca juga: makanan yang dilarang untuk penderita diabetes)
Karagenan
Pernah mendengar tentang karagenan? Ini juga merupakan sebuah bahan alami yang bisa dijadikan pengawet makanan aman. Bahan alami ini dikenal sebagai pembentuk gel di mana gel itulah yang dipakai sebagai pengenyal mie basah serta bakso. Jika kita menemukan banyak orang menggunakan bahan pengawet berbahaya untuk mie dan bakso, sebetulnya karagenan bisa dimanfaatkan.
Karagenan ini mungkin jarang terdengar, tapi sebetulnya adalah bahan alternatif yang sangat tepat serta tak berbahaya kalau dijadikan pengganti boraks. Dari rumput laut Euchemalah karagenan ini dihasilkan dan pembudidayaannya sudah tersebar pada berbagai perairan Indonesia. Jika Anda memiliki usaha bakso dan mie basah, karagenan akan jauh lebih aman.
Untuk penggunaannya, sekitar 0,5-1,5 gram karagenan saja yang dibutuhkan untuk per 1 kg bakso demi bisa membuatnya kenyal. Tak mahal juga untuk memperoleh karagenan sesuai kebutuhan Anda. Tak hanya sebagai pengenyal mie basah maupun bakso, karagenan juga cukup sering dipakai sebagai campuran roti, kue, es krim, obat, dan susu hingga campuran kosmetik.
Vitamin E
Seperti kita tahu, vitamin E merupakan jenis vitamin yang sangat diandalkan dalam hal meningkatkan kesehatan kulit. Artinya, vitamin E adalah vitamin yang perlu diasup oleh setiap orang untuk menjaga kesehatan kulit. Kabar baiknya, ada pula pengawet makanan dengan vitamin sebagai bahan utama, yakni tocopherol.
Zat antioksidan di dalamnya terbilang sangat tinggi dan sangat baik dalam menjaga makanan agar tetap segar. Tak hanya membuat makanan senantiasa segar, rasa makanan juga tak akan berubah dengan pengawet satu ini. Jangan khawatir, vitamin E adalah pengawet makanan sehat yang dipakai dalam industri makanan.
Rosemary
Banyak juga yang belum tahu bahwa rosemary juga adalah bahan pengawet makanan yang sangat aman. Di dalam rosemary ada kandungan asam rosmaranic dan zat carnosic yang tidak berbahaya untuk tubuh. Ini karena kedua senyawa tersebut masih tergolong zat antioksidan di mana memang tugasnya adalah mencegah kerusakan pada makanan akibat bakteri dan jamur.
Sebetulnya, tak hanya 2 senyawa itu yang terdapat di dalam rosemary karena pada dasarnya diketahui bahwa rosemary mengandung 20 zat antioksidan lebih. Itulah yang menjadikan bahan ini bisa dijadikan pengawet makanan efektif dengan efek yang tahan lama tanpa membahayakan kesehatan si pengonsumsi.
(Baca juga: zat aditif pada makanan)
Sage
Rempah satu ini juga pasti sudah sering terdengar gaungnya. Sage merupakan rempah yang juga mengandung banyak zat antibakteri dan antioksidan. Karena hal tersebutlah, bahan alami ini bisa dijadikan sebagai pengawet bagi makanan tanpa efek bahaya. Biasanya, pengawet alami nan aman ini dimanfaatkan untuk mengawetkan daging dan kabar baiknya, rasa asli daging tak akan terpengaruh sama sekali.
Oregano
Bahan lainnya yang termasuk pengawet makanan paling alami dan aman adalah oregano. Sebagian besar dari kita pasti sudah tahu betul bahwa oregano merupakan bahan yang kaya akan antijamur, antibakteri serta antioksidan. Rempah dari Italia ini dapat dimanfaatkan untuk mengawetkan daging dan memakainya berpotensi mengubah rasa asli daging tersebut.
Cuka
Cuka adalah bahan yang termasuk asam dan asam asetat adalah kandungan yang tinggi di dalamnya. Perlu diketahui bahwa cuka merupakan bahan yang pembuatannya berasal dari campuran air fermentasi dan gula di mana tugas utamanya adalah membasmi organisme atau mikroba yang menyebabkan makanan membusuk.
Sejumlah besar produk minuman diawetkan dengan menggunakan cuka ini dan selain dari itu, ada pula jelly, kimchi serta acar. Cuka adalah pilihan tepat bagi Anda yang ingin mengawetkan makanan tanpa efek samping berbahaya bagi pengguna atau pengonsumsinya. Tentu cara pemakaian pun harus diperhatikan untuk disesuaikan juga dengan jenis makanan atau minuman yang hendak diawetkan.
(Baca juga: dampak bahaya makanan cepat saji)
Air Lemon
Asam askorbat ada di dalam air lemon karena sudah begitu jelas bahwa lemon masih termasuk dalam buah yang mengandung vitamin C tinggi. Asam sitrat di dalam jus lemon juga banyak dan keasaman inilah yang sudah cukup kerap dimanfaatkan oleh banyak orang untuk mengawetkan makanan secara efektif.
Keasaman dari jus lemon inilah yang berfungsi sebagai pencegah mikroorganisme untuk tumbuh apalagi berkembang di dalam makanan. Makanan akan terproteksi dengan baik sehingga tak akan mudah rusak. Bukan hanya itu, jus lemon merupakan bahan yang kaya zat antioksidan di mana manfaat dari sifat zat ini adalah sebagai pencegah oksidasi pada makanan.
Gula
Gula memiliki kelebihan dalam menyerap air yang kiranya terdapat pada makanan. Ketika makanan berair, itu tandanya mikroorganisme memperoleh peluang untuk tumbuh dan berkembang di sana. Ini yang menjadi alasan mengapa makanan-makanan manis seperti jelly serta selai yang sudah melewati proses pengawetan tak terdapat jamur tumbuh di dalamnya pasca dibuka.
Minyak
Minyak adalah bahan yang juga sangat alami dan aman untuk mengawetkan makanan. Anda pasti sudah tahu bahwa rasa makanan bisa menjadi rusak akibat terjadinya proses oksidasi, oleh karena itu minyak sangat berguna dalam membuat proses oksidasi menjadi terhambat. Mikroorganisme yang tadinya bisa merusak makanan pun bisa dibasmi secara total.
(Baca juga: bahaya makanan ringan snack)
Wortel
Di dalam wortel, ada kandungan yang bernama betakaroten di mana tak hanya baik untuk meningkatkan kesehatan mata. Betakaroten adalah zat yang sangat berguna dalam menghambat atau bahkan mencegah fermentasi atau peruraian lain pada makanan di mana bakteri dan jamurlah penyebab utamanya.
Sebagai pengawet makanan alami dan dijamin aman, wortel cukup diblender saja lalu diperas. Makanan akan bebas tengik dan akan lumayan tahan lama oleh karena zat betakaroten yang bersifat antioksidan. Mikroorganisme dan juga udara mampu membuat makanan tengik, tapi dengan wortel Anda tak usah khawatir lagi.
Gambir
Para produsen makanan sudah sangat familiar dengan pengawet makanan satu ini karena tanaman dengan daun berbujur sangkar ini memang sangat aman. Katekin merupakan salah satu zat yang ada di dalamnya dan mampu memberikan perlindungan maksimal bagi makanan dari mikroorganisme yang merusak. Bahkan degradasi reaksi oksidasi atau penyebab makanan menjadi basi pun mampu dicegah.
Garam
Sudah sejak zaman dulu garam dimanfaatkan sebagai pengawet sayuran maupun daging. Sama seperti gula, garam memiliki kemampuan untuk menyerap air sehingga memang garam bisa menjadi penyerap air yang kemungkinan timbul di makanan. Ketika air tersebut hadir, otomatis mikroorganisme menjadi lebih leluasa dalam bertumbuh di makanan.
Fungsi dari garam sendiri juga adalah sebagai pencegah dari tumbuhnya jamur yang memicu pembusukan makanan. Penggunaannya pun tergolong simpel karena garam hanya perlu Anda tambahkan ke makanan yang hendak diawetkan. Jangan lupa, bahwa Anda membutuhkan garam dalam jumlah tinggi bila tujuannya bukan untuk membumbui melainkan untuk mengawetkan makanan.
(Baca juga: makanan berbahaya yang beredar di masyarakat)
Air Ki
Nama lain dari air ini adalah air endapan abu merang dan pada umumnya sudah sering dimanfaatkan untuk mengawetkan mie. Dapat membuat mie bertahan selama 2 hari, air endapan abu merang bisa dibuat sendiri dengan membakar merang yang abunya kemudian diambil. Larutkan abunya ke air dan endapkan hingga abu serta air menjadi terpisan sebelum digunakan.
Natrium Metasulfat
Satu lagi jenis pengawet makanan yang dikatakan aman, yakni natrium metasulfat di mana sudah sangat sering dan populer dijadikan sebagai pengawet produk tepung dan roti. Hanya saja, bagi beberapa orang yang memiliki alergi harus waspada. Pemakaian berlebihan akan natrium metasulfat mampu menjadi faktor pemicu alergi, terutama alergi kulit.
Kalsium Propionat
Sebagai pencegah pertumbuhan kapang maupun jamur pada makanan, bahan ini sudah cukup kerap digunakan. Sama dengan natrium metasulfat, biasanya bahan ini digunakan pada bahan tepung terigu dengan dosis penggunaan paling maksimal adalah 0,32 persen saja. Dosis maksimum untuk makanan berbahan utama keju pun hanya boleh 0,3 persen.
(Baca juga: bahaya natrium benzoat)
Kalium Nitrit
Untuk daging dan ikan basah, kalium nitrit ini merupakan jenis pengawet makanan yang tergolong aman meski hanya mengawetkan secara singkat. Penggunaan kalium nitrit ini yang paling baik adalah 0,1 persen saja karena berlebihan bisa menjadi pemicu radang ginjal, anemia, sesak nafas, dan keracunan.
Sulfur Dioksida
Dari sekian banyak pengawet makanan yang aman, sulfur dioksida juga tak boleh ketinggalan. Bahan pengawet ini lebih sering digunakan pada buah kering, acar, sirup, serta sari buah. Terbilang aman memang, tapi dengan ketentuan takaran yang tepat dan tidak lebih. Berlebihannya pemakaian bisa menyebabkan luka lambung, alergi kulit, kanker, mutasi genetik dan penyakit asma.
Asap Cair
Pernah mendengar liquid smoke? Bahan ini termasuk aman untuk mengawetkan makanan karena menawarkan antioksidan dan antimikroba. Biasanya, bahan ini lebih digunakan untuk pengawetan daging dan ikan yang takarannya hanya boleh 25 persen ditambah air 75 persen. Ikan dan daging bisa direndam 15 menit lamanya dan keawetannya bisa hingga 25 hari pasca direndam.
Chitosan
Pengawet organik ini sudah terbukti tidaklah beracun dan bahkan mengalami degradasi secara biologis sehingga aman bagi makanan dan konsumen. Kegunaannya adalah sebagai coating alias pelapis pada ikan asin. Dengan menjadi pelapis, ikan asing tak akan berbakteri dan keawetan bisa sampai 8 minggu kurang lebihnya.
(Baca juga: bahaya boraks pada makanan bagi kesehatan)
Sorbetes
Tak memiliki efek negatif, sorbetes dianggap menjadi salah satu pengawet makanan paling baik. Sifat yang diunggulkan dari sorbetes ini juga adalah sifatnya yang tak berbau, tak berasa, serta tak berefek samping berbahaya bagi kesehatan konsumen. Makanan aman dari bakteri dan jamur, pengonsumsinya pun juga aman saat memakannya.
Asam Benzoat dan Sodium Benzoat
Jenis pengawet aman ini mungkin sekilas tak menampakkan kesan aman karena seperti zat kimia, tapi keduanya benar-benar alami. Pada umumnya, keduanya lebih sering dimanfaatkan untuk mengawetkan buah-buahan, seperti cengkih, kulit kayu manis, plum fruit, cranberries, apel, dan buah kering.
Keduanya terkandung komponen antibakteri sehingga makanan pasti terlindungi secara efektif dari tumbuh dan berkembangnya bakteri. Makanan-makanan ringan seperti dressing, salad dan kue tart kerap diawetkan dengan bahan ini. Minuman ringan yang banyak atau sering Anda jumpai juga kemungkinan besar sudah melalui proses pengawetan menggunakan sodium benzoat maupun asam benzoat.
Propil Galat
Bahan pengawet makanan aman lainnya adalah propil galat di mana penggunaannya lebih sering diaplikasikan ke makanan yang mengandung lemak atau minyak. Produk permen karet juga sering memanfaatkan pengawet satu ini. Sosis juga adalah produk makanan yang dibantu oleh propil galat agar ketengikannya bisa menjadi lebih lambat. Sifat antioksidan di dalamnya juga patut diunggulkan.
(Baca juga: makanan yang mengandung formalin)
Bahan Pengawet Makanan yang Tidak Aman/Dilarang
Jika ada bahan-bahan pengawet makanan yang dianggap aman, maka ada juga yang tidaklah aman, berbahaya dan bahkan sampai dilarang. Walau sudah dilarang, namun masih ada saja beberapa produsen makanan yang tetap memakai bahan pengawet di bawah ini untuk memperoleh keuntungan besar bagi usaha mereka. Pengawet berbahaya yang sebetulnya sudah dilarang tapi masih kerap dijumpai antara lain adalah:
Natrium Tetraborat atau Boraks
Memang benar bahwa boraks merupakan bahan yang mampu membasmi kuman karena sifat antiseptiknya. Itulah mengapa boraks lebih sering dimanfaatkan sebagai pengawet kayu dan juga kosmetik. Boraks pun lebih tepat digunakan sebagai pembersih permukaan logam, bahan baku plastik, cat, detergen hingga desinfektan.
Hanya saja, hingga kini masih saja ada banyak produsen makanan yang menyalahgunakan boraks dan justru memanfaatkannya untuk mengawetkan bakso, pangsit, mie basah, ketupat, lontong, siomay, lemper, pisang molen, dan sosis. Efek dari boraks terhadap kesehatan manusia bisa sangat mengerikan, apalagi kalau dalam jangka panjang.
Formalin
Sama halnya dengan boraks, formalin adalah bahan terlarang untuk mengawetkan makanan karena memang sangatlah berbahaya. Formalin diketahui kerap dijadikan pengawet makanan seperti ikan asin, bakso, tahu dan mie basah. Padahal, penggunaan dari formalin pada makanan mampu menjadi penyebab utama pengonsumsi makanan mengalami keracunan.
Penggunaan formalin dengan takaran tinggi dan berlebihan akan lebih parah lagi, yakni memicu kencing darah, kejang-kejang, kanker, muntah darah, hingga kematian. Ada berbagai gejala yang juga bisa timbul akibat hal ini, seperti misalnya BAB berdarah, muntah-muntah, sakit perut, turunnya suhu tubuh, sulit menelan, gatal di bagian dada, sakit kepala, dan tenggorokan seperti terbakar.
(Baca juga: bahaya formalin pada makanan bagi kesehatan)
Itulah sepintas informasi mengenai pengawet makanan dalam 2 jenisnya, yakni yang aman dan yang berbahaya alias dilarang. Sesudah mengetahuinya, tentu sangatlah diharapkan untuk lebih berhati-hati dalam memilih jenis pengawet makanan apalagi mengonsumsi produk makanan berpengawet.
Categories:
Aditif
Tags: aditifmakananpengawetpengawet makanan
Erlita, S.S
1 year ago
Related Post
3 Cara Memasak Ikan Gabus Pasca Operasi Bantu Pemulihan Lebih Cepat
Operasi merupakan suatu langkah pengobatan bedah yang dilakukan pihak medis pada seseorang dalam kondisi tertentu.…
14 Makanan yang harus Dihindari Saat Berbuka Puasa Jangan Dikonsumsi
Ketika berpuasa organ yang paling banyak mendapat serangan rasa tidak nyaman adalah pencernaan. Kondisi pencernaan…
26 Makanan untuk Otak yang Membantu Anda Berkonsentrasi Lebih Baik
Betapa pentingnya konsentrasi dalam berbagai hal karena erkadang di tengah seseorang sedang berfikir susah payah…
32 Makanan Untuk Penderita Infeksi Saluran Pencernaan Agar Cepat Sembuh
Saluran pencernaan atau sistem pencernaan merupakan sistem organ yang sangat penting dalam tubuh manusia. Termasuk…
18 Makanan yang Tidak Boleh Dimakan Bersamaan dengan Durian Wajib Diketahui
Ada beberapa jenis buah yang perlu Anda tahu bahwa tidak baik untuk dimakan bersamaan dengan…
Popular Topic
# Puasa | # Diabetes | # Kolesterol
Get-in-Touch Halosehat Media Group
Home Adchoices Cookies Term Of Use Disclaimer Hubungi Kami Kebijakan Privasi Ketentuan Layanan Sapa Halo Sehat
HaloSehat
© HaloSehat.com - All Rights Reserved - Hak Cipta di lindungi Undang Undang Top | View Desktop Version
30 Jenis Pengawet Makanan yang Aman dan Berbahaya
Pengawet makanan seperti kita tahu masih termasuk di dalam kategori zat aditif di mana ada yang termasuk jenis aman dan yang tidak aman alias berbahaya bagi pengonsumsinya. Zat pengawet biasanya dipakai dengan tujuan untuk mengawetkan makanan, ada yang termasuk bahan pengawet alami, tapi juga ada yang buatan. Itulah mengapa sangat penting untuk menengok dan memahami apa saja jenis dan manfaatnya.
Tak hanya jenisnya, kita pun perlu memerhatikan mana yang termasuk baik dan mana yang termasuk berbahaya supaya dapat membatasi atau menghindarinya. Ada jenis buatan yang juga termasuk aman untuk dikonsumsi, maka akan lebih baik kita membedakannya langsung menjadi yang aman dan tidak aman.
(Baca juga: makanan yang sering mengandung pengawet)
Bahan Pengawet Makanan yang Aman
Banyak orang mengira bahwa bahan-bahan alami sudah pasti adalah yang paling aman untuk dipakai dan dikonsumsi. Sebetulnya, ada pula pengawet makanan yang buatan tapi termasuk aman dan diperbolehkan untuk digunakan. Hanya saja, beberapa pengawet yang merupakan jenis buatan tidaklah dianjurkan untuk dipakai secara berlebihan.
Asam Sitrat
Nama lain dari zat asam sitrat ini adalah citric acid dan pengawet makanan ini merupakan salah satu yang paling aman. Aman di makanan artinya juga pasti aman dikonsumsi oleh manusia. Fungsi utama dari asam sitrat ini adalah sebagai pencegah perkembangan jamur serta bakteri jahat pada makanan.
Pernyataan aman sudah dikeluarkan melalui serangkaian uji penelitian di mana dan keamanannya sudah dijamin 99,9% sehingga Anda boleh memakainya dengan tenang. Sayangnya, tak semua orang bisa cocok dengan pengawet makanan ini karena ada sebagian orang yang memiliki alergi. Meski demikian, sangat langka menjumpai orang-orang yang alergi terhadap asam sitrat.
Anda wajib mewaspadai adanya reaksi alergi dan kalau tidak begitu cocok, maka hentikan pemakaian. Pada makanan dan minuman, asam sitrat ini memang pemakaiannya bertujuan untuk menambah rasa asam, tapi ada baiknya takaran penggunaan juga diperhatikan supaya tidak berlebihan. Konsumsi apapun secara berlebihan meski aman pada awalnya juga bisa menjadi berbahaya pada akhirnya bagi tubuh.
Kunyit
Ada banyak manfaat kesehatan yang ditawarkan oleh kunyit, seperti menjadi obat kaki bengkak karena jatuh, belum lagi juga dijadikan obat asma serta obat herbal liver bengkak. Kunyit adalah rempah yang sangat baik dan bahkan ketika dipakai sebagai bahan pengawet makanan. Biasanya, kunyit digunakan untuk mengawetkan tahu.
Kunyit memang pada umumnya dikenal sebagai pewarna alami untuk makanan, atau juga diketahui sangat berkhasiat berkat sifat antibiotiknya. Tak hanya itu saja, kunyit mampu menjadi pengawet makanan dan pencegah supaya makanan tidak terburu asam dan basi. Di dalam kunyit selain ada antioksidan juga terdapat sifat antikanker, antiradang dan antibakteri yang sangat tinggi.
Kurkuminoid di dalam kunyit basah diketahui memiliki persentase sebanyak 3-5%, sementara itu ada sebanyak 40-50% kandungan kurkuminoid yang dijumpai pada ekstrak kunyit. Namun penting untuk diketahui bahwa pemakaian kunyit tak sebaiknya lewat proses pemanasan, pada lingkungan yang basah serta terkena paparan cahaya. Penggilingan dan penumbukan sebaiknya dilakukan dalam mengolah kunyit, barulah airnya diperas supaya berkualitas terbaik.
(Baca juga: efek bahaya pengawet makanan)
Vitamin C
Seperti kita tahu, vitamin C sangat dibutuhkan oleh tubuh dan karena menjadi vitamin esensial, jelas keberadaannya bagi tubuh amatlah vital. Vitamin ini juga sangat baik dalam mencegah kanker sehingga pastinya sangat aman bila digunakan untuk mengawetkan makanan. Sebagai sumber utama suplemen yang penuh gizi dan nutrisi, vitamin C juga mampu membuat makanan tak hanya tahan lama tapi juga berpenampilan segar.
Kandungan di dalam vitamin C juga sangat bagus sebagai pencegah oksigen penyebab kerusakan makanan. Biasanya, makanan dengan pengawet makanan vitamin C ini maka akan terdapat nama ascorbic acid pada labelnya. Makanan otomatis terlindungi dengan baik dan secara aman.
Itulah mengapa tak jarang makanan kalengan kerap berlabel ascorbic acid, terutama pada daging olahan. Tak hanya daging olahan, jus buah kalengan atau kemasan lainnya juga kerap menggunakan vitamin C sebagai pengawetnya. Tepung jamur, jelly, dan sereal juga berlabelkan ascorbic acid pada umumnya di mana Anda bisa mengeceknya sendiri.
Cengkih
Pastinya sudah tak asing lagi bagi kita rempah yang sudah kerap digunakan sebagai pengawet alami dalam pengobatan Cina dan India. Rempah ini memiliki kandungan beragam di mana kandungan tersebut juga sangat baik untuk kesehatan pengonsumsinya. Kandungan antioksidan di dalamnya juga tak diragukan lagi sangatlah tinggi.
Kandungan senyawa fenolik adalah yang paling tinggi dan di dalamnya itulah ada sifat antioksidan yang siap melindungi tubuh dari segala jenis penyakit. Tak hanya itu, senyawa tersebut juga bermanfaat untuk melindungi makanan dari perkembangan jamur serta kemunculan bakteri. Selain mengawetkan, biasanya cengkih juga terpercaya dalam menambah aroma pada makanan.
Kayu Manis
Mungkin Anda hanya tahu bahwa kayu manis merupakan sebuah jenis rempah aromatik yang memang menawarkan aroma khas dan wangi bagi makanan atau minuman. Padahal, lebih dari itu kayu manis sangatlah baik untuk dijadikan sebagai pengawet makanan dan juga meningkatkan kesehatan bagi beberapa penderita gangguan kesehatan.
Kayu manis merupakan sebuah jenis rempah yang bisa diandalkan untuk menjadi pengawet makanan dikarenakan sifat antioksidannya yang tinggi. Memang tak seluruh bakteri bisa dijauhkan dari makanan oleh kayu manis ini, tapi tetap ada zat antibakteri yang bisa Anda percaya. Kayu manis mempunyak zat antibakteri untuk membasmi organisme tertentu yang ada pada makanan.
(Baca juga: makanan yang dilarang untuk penderita diabetes)
Karagenan
Pernah mendengar tentang karagenan? Ini juga merupakan sebuah bahan alami yang bisa dijadikan pengawet makanan aman. Bahan alami ini dikenal sebagai pembentuk gel di mana gel itulah yang dipakai sebagai pengenyal mie basah serta bakso. Jika kita menemukan banyak orang menggunakan bahan pengawet berbahaya untuk mie dan bakso, sebetulnya karagenan bisa dimanfaatkan.
Karagenan ini mungkin jarang terdengar, tapi sebetulnya adalah bahan alternatif yang sangat tepat serta tak berbahaya kalau dijadikan pengganti boraks. Dari rumput laut Euchemalah karagenan ini dihasilkan dan pembudidayaannya sudah tersebar pada berbagai perairan Indonesia. Jika Anda memiliki usaha bakso dan mie basah, karagenan akan jauh lebih aman.
Untuk penggunaannya, sekitar 0,5-1,5 gram karagenan saja yang dibutuhkan untuk per 1 kg bakso demi bisa membuatnya kenyal. Tak mahal juga untuk memperoleh karagenan sesuai kebutuhan Anda. Tak hanya sebagai pengenyal mie basah maupun bakso, karagenan juga cukup sering dipakai sebagai campuran roti, kue, es krim, obat, dan susu hingga campuran kosmetik.
Vitamin E
Seperti kita tahu, vitamin E merupakan jenis vitamin yang sangat diandalkan dalam hal meningkatkan kesehatan kulit. Artinya, vitamin E adalah vitamin yang perlu diasup oleh setiap orang untuk menjaga kesehatan kulit. Kabar baiknya, ada pula pengawet makanan dengan vitamin sebagai bahan utama, yakni tocopherol.
Zat antioksidan di dalamnya terbilang sangat tinggi dan sangat baik dalam menjaga makanan agar tetap segar. Tak hanya membuat makanan senantiasa segar, rasa makanan juga tak akan berubah dengan pengawet satu ini. Jangan khawatir, vitamin E adalah pengawet makanan sehat yang dipakai dalam industri makanan.
Rosemary
Banyak juga yang belum tahu bahwa rosemary juga adalah bahan pengawet makanan yang sangat aman. Di dalam rosemary ada kandungan asam rosmaranic dan zat carnosic yang tidak berbahaya untuk tubuh. Ini karena kedua senyawa tersebut masih tergolong zat antioksidan di mana memang tugasnya adalah mencegah kerusakan pada makanan akibat bakteri dan jamur.
Sebetulnya, tak hanya 2 senyawa itu yang terdapat di dalam rosemary karena pada dasarnya diketahui bahwa rosemary mengandung 20 zat antioksidan lebih. Itulah yang menjadikan bahan ini bisa dijadikan pengawet makanan efektif dengan efek yang tahan lama tanpa membahayakan kesehatan si pengonsumsi.
(Baca juga: zat aditif pada makanan)
Sage
Rempah satu ini juga pasti sudah sering terdengar gaungnya. Sage merupakan rempah yang juga mengandung banyak zat antibakteri dan antioksidan. Karena hal tersebutlah, bahan alami ini bisa dijadikan sebagai pengawet bagi makanan tanpa efek bahaya. Biasanya, pengawet alami nan aman ini dimanfaatkan untuk mengawetkan daging dan kabar baiknya, rasa asli daging tak akan terpengaruh sama sekali.
Oregano
Bahan lainnya yang termasuk pengawet makanan paling alami dan aman adalah oregano. Sebagian besar dari kita pasti sudah tahu betul bahwa oregano merupakan bahan yang kaya akan antijamur, antibakteri serta antioksidan. Rempah dari Italia ini dapat dimanfaatkan untuk mengawetkan daging dan memakainya berpotensi mengubah rasa asli daging tersebut.
Cuka
Cuka adalah bahan yang termasuk asam dan asam asetat adalah kandungan yang tinggi di dalamnya. Perlu diketahui bahwa cuka merupakan bahan yang pembuatannya berasal dari campuran air fermentasi dan gula di mana tugas utamanya adalah membasmi organisme atau mikroba yang menyebabkan makanan membusuk.
Sejumlah besar produk minuman diawetkan dengan menggunakan cuka ini dan selain dari itu, ada pula jelly, kimchi serta acar. Cuka adalah pilihan tepat bagi Anda yang ingin mengawetkan makanan tanpa efek samping berbahaya bagi pengguna atau pengonsumsinya. Tentu cara pemakaian pun harus diperhatikan untuk disesuaikan juga dengan jenis makanan atau minuman yang hendak diawetkan.
(Baca juga: dampak bahaya makanan cepat saji)
Air Lemon
Asam askorbat ada di dalam air lemon karena sudah begitu jelas bahwa lemon masih termasuk dalam buah yang mengandung vitamin C tinggi. Asam sitrat di dalam jus lemon juga banyak dan keasaman inilah yang sudah cukup kerap dimanfaatkan oleh banyak orang untuk mengawetkan makanan secara efektif.
Keasaman dari jus lemon inilah yang berfungsi sebagai pencegah mikroorganisme untuk tumbuh apalagi berkembang di dalam makanan. Makanan akan terproteksi dengan baik sehingga tak akan mudah rusak. Bukan hanya itu, jus lemon merupakan bahan yang kaya zat antioksidan di mana manfaat dari sifat zat ini adalah sebagai pencegah oksidasi pada makanan.
Gula
Gula memiliki kelebihan dalam menyerap air yang kiranya terdapat pada makanan. Ketika makanan berair, itu tandanya mikroorganisme memperoleh peluang untuk tumbuh dan berkembang di sana. Ini yang menjadi alasan mengapa makanan-makanan manis seperti jelly serta selai yang sudah melewati proses pengawetan tak terdapat jamur tumbuh di dalamnya pasca dibuka.
Minyak
Minyak adalah bahan yang juga sangat alami dan aman untuk mengawetkan makanan. Anda pasti sudah tahu bahwa rasa makanan bisa menjadi rusak akibat terjadinya proses oksidasi, oleh karena itu minyak sangat berguna dalam membuat proses oksidasi menjadi terhambat. Mikroorganisme yang tadinya bisa merusak makanan pun bisa dibasmi secara total.
(Baca juga: bahaya makanan ringan snack)
Wortel
Di dalam wortel, ada kandungan yang bernama betakaroten di mana tak hanya baik untuk meningkatkan kesehatan mata. Betakaroten adalah zat yang sangat berguna dalam menghambat atau bahkan mencegah fermentasi atau peruraian lain pada makanan di mana bakteri dan jamurlah penyebab utamanya.
Sebagai pengawet makanan alami dan dijamin aman, wortel cukup diblender saja lalu diperas. Makanan akan bebas tengik dan akan lumayan tahan lama oleh karena zat betakaroten yang bersifat antioksidan. Mikroorganisme dan juga udara mampu membuat makanan tengik, tapi dengan wortel Anda tak usah khawatir lagi.
Gambir
Para produsen makanan sudah sangat familiar dengan pengawet makanan satu ini karena tanaman dengan daun berbujur sangkar ini memang sangat aman. Katekin merupakan salah satu zat yang ada di dalamnya dan mampu memberikan perlindungan maksimal bagi makanan dari mikroorganisme yang merusak. Bahkan degradasi reaksi oksidasi atau penyebab makanan menjadi basi pun mampu dicegah.
Garam
Sudah sejak zaman dulu garam dimanfaatkan sebagai pengawet sayuran maupun daging. Sama seperti gula, garam memiliki kemampuan untuk menyerap air sehingga memang garam bisa menjadi penyerap air yang kemungkinan timbul di makanan. Ketika air tersebut hadir, otomatis mikroorganisme menjadi lebih leluasa dalam bertumbuh di makanan.
Fungsi dari garam sendiri juga adalah sebagai pencegah dari tumbuhnya jamur yang memicu pembusukan makanan. Penggunaannya pun tergolong simpel karena garam hanya perlu Anda tambahkan ke makanan yang hendak diawetkan. Jangan lupa, bahwa Anda membutuhkan garam dalam jumlah tinggi bila tujuannya bukan untuk membumbui melainkan untuk mengawetkan makanan.
(Baca juga: makanan berbahaya yang beredar di masyarakat)
Air Ki
Nama lain dari air ini adalah air endapan abu merang dan pada umumnya sudah sering dimanfaatkan untuk mengawetkan mie. Dapat membuat mie bertahan selama 2 hari, air endapan abu merang bisa dibuat sendiri dengan membakar merang yang abunya kemudian diambil. Larutkan abunya ke air dan endapkan hingga abu serta air menjadi terpisan sebelum digunakan.
Natrium Metasulfat
Satu lagi jenis pengawet makanan yang dikatakan aman, yakni natrium metasulfat di mana sudah sangat sering dan populer dijadikan sebagai pengawet produk tepung dan roti. Hanya saja, bagi beberapa orang yang memiliki alergi harus waspada. Pemakaian berlebihan akan natrium metasulfat mampu menjadi faktor pemicu alergi, terutama alergi kulit.
Kalsium Propionat
Sebagai pencegah pertumbuhan kapang maupun jamur pada makanan, bahan ini sudah cukup kerap digunakan. Sama dengan natrium metasulfat, biasanya bahan ini digunakan pada bahan tepung terigu dengan dosis penggunaan paling maksimal adalah 0,32 persen saja. Dosis maksimum untuk makanan berbahan utama keju pun hanya boleh 0,3 persen.
(Baca juga: bahaya natrium benzoat)
Kalium Nitrit
Untuk daging dan ikan basah, kalium nitrit ini merupakan jenis pengawet makanan yang tergolong aman meski hanya mengawetkan secara singkat. Penggunaan kalium nitrit ini yang paling baik adalah 0,1 persen saja karena berlebihan bisa menjadi pemicu radang ginjal, anemia, sesak nafas, dan keracunan.
Sulfur Dioksida
Dari sekian banyak pengawet makanan yang aman, sulfur dioksida juga tak boleh ketinggalan. Bahan pengawet ini lebih sering digunakan pada buah kering, acar, sirup, serta sari buah. Terbilang aman memang, tapi dengan ketentuan takaran yang tepat dan tidak lebih. Berlebihannya pemakaian bisa menyebabkan luka lambung, alergi kulit, kanker, mutasi genetik dan penyakit asma.
Asap Cair
Pernah mendengar liquid smoke? Bahan ini termasuk aman untuk mengawetkan makanan karena menawarkan antioksidan dan antimikroba. Biasanya, bahan ini lebih digunakan untuk pengawetan daging dan ikan yang takarannya hanya boleh 25 persen ditambah air 75 persen. Ikan dan daging bisa direndam 15 menit lamanya dan keawetannya bisa hingga 25 hari pasca direndam.
Chitosan
Pengawet organik ini sudah terbukti tidaklah beracun dan bahkan mengalami degradasi secara biologis sehingga aman bagi makanan dan konsumen. Kegunaannya adalah sebagai coating alias pelapis pada ikan asin. Dengan menjadi pelapis, ikan asing tak akan berbakteri dan keawetan bisa sampai 8 minggu kurang lebihnya.
(Baca juga: bahaya boraks pada makanan bagi kesehatan)
Sorbetes
Tak memiliki efek negatif, sorbetes dianggap menjadi salah satu pengawet makanan paling baik. Sifat yang diunggulkan dari sorbetes ini juga adalah sifatnya yang tak berbau, tak berasa, serta tak berefek samping berbahaya bagi kesehatan konsumen. Makanan aman dari bakteri dan jamur, pengonsumsinya pun juga aman saat memakannya.
Asam Benzoat dan Sodium Benzoat
Jenis pengawet aman ini mungkin sekilas tak menampakkan kesan aman karena seperti zat kimia, tapi keduanya benar-benar alami. Pada umumnya, keduanya lebih sering dimanfaatkan untuk mengawetkan buah-buahan, seperti cengkih, kulit kayu manis, plum fruit, cranberries, apel, dan buah kering.
Keduanya terkandung komponen antibakteri sehingga makanan pasti terlindungi secara efektif dari tumbuh dan berkembangnya bakteri. Makanan-makanan ringan seperti dressing, salad dan kue tart kerap diawetkan dengan bahan ini. Minuman ringan yang banyak atau sering Anda jumpai juga kemungkinan besar sudah melalui proses pengawetan menggunakan sodium benzoat maupun asam benzoat.
Propil Galat
Bahan pengawet makanan aman lainnya adalah propil galat di mana penggunaannya lebih sering diaplikasikan ke makanan yang mengandung lemak atau minyak. Produk permen karet juga sering memanfaatkan pengawet satu ini. Sosis juga adalah produk makanan yang dibantu oleh propil galat agar ketengikannya bisa menjadi lebih lambat. Sifat antioksidan di dalamnya juga patut diunggulkan.
(Baca juga: makanan yang mengandung formalin)
Bahan Pengawet Makanan yang Tidak Aman/Dilarang
Jika ada bahan-bahan pengawet makanan yang dianggap aman, maka ada juga yang tidaklah aman, berbahaya dan bahkan sampai dilarang. Walau sudah dilarang, namun masih ada saja beberapa produsen makanan yang tetap memakai bahan pengawet di bawah ini untuk memperoleh keuntungan besar bagi usaha mereka. Pengawet berbahaya yang sebetulnya sudah dilarang tapi masih kerap dijumpai antara lain adalah:
Natrium Tetraborat atau Boraks
Memang benar bahwa boraks merupakan bahan yang mampu membasmi kuman karena sifat antiseptiknya. Itulah mengapa boraks lebih sering dimanfaatkan sebagai pengawet kayu dan juga kosmetik. Boraks pun lebih tepat digunakan sebagai pembersih permukaan logam, bahan baku plastik, cat, detergen hingga desinfektan.
Hanya saja, hingga kini masih saja ada banyak produsen makanan yang menyalahgunakan boraks dan justru memanfaatkannya untuk mengawetkan bakso, pangsit, mie basah, ketupat, lontong, siomay, lemper, pisang molen, dan sosis. Efek dari boraks terhadap kesehatan manusia bisa sangat mengerikan, apalagi kalau dalam jangka panjang.
Formalin
Sama halnya dengan boraks, formalin adalah bahan terlarang untuk mengawetkan makanan karena memang sangatlah berbahaya. Formalin diketahui kerap dijadikan pengawet makanan seperti ikan asin, bakso, tahu dan mie basah. Padahal, penggunaan dari formalin pada makanan mampu menjadi penyebab utama pengonsumsi makanan mengalami keracunan.
Penggunaan formalin dengan takaran tinggi dan berlebihan akan lebih parah lagi, yakni memicu kencing darah, kejang-kejang, kanker, muntah darah, hingga kematian. Ada berbagai gejala yang juga bisa timbul akibat hal ini, seperti misalnya BAB berdarah, muntah-muntah, sakit perut, turunnya suhu tubuh, sulit menelan, gatal di bagian dada, sakit kepala, dan tenggorokan seperti terbakar.
(Baca juga: bahaya formalin pada makanan bagi kesehatan)
Itulah sepintas informasi mengenai pengawet makanan dalam 2 jenisnya, yakni yang aman dan yang berbahaya alias dilarang. Sesudah mengetahuinya, tentu sangatlah diharapkan untuk lebih berhati-hati dalam memilih jenis pengawet makanan apalagi mengonsumsi produk makanan berpengawet.
Categories:
Aditif
Tags: aditifmakananpengawetpengawet makanan
Erlita, S.S
1 year ago
Related Post
3 Cara Memasak Ikan Gabus Pasca Operasi Bantu Pemulihan Lebih Cepat
Operasi merupakan suatu langkah pengobatan bedah yang dilakukan pihak medis pada seseorang dalam kondisi tertentu.…
14 Makanan yang harus Dihindari Saat Berbuka Puasa Jangan Dikonsumsi
Ketika berpuasa organ yang paling banyak mendapat serangan rasa tidak nyaman adalah pencernaan. Kondisi pencernaan…
26 Makanan untuk Otak yang Membantu Anda Berkonsentrasi Lebih Baik
Betapa pentingnya konsentrasi dalam berbagai hal karena erkadang di tengah seseorang sedang berfikir susah payah…
32 Makanan Untuk Penderita Infeksi Saluran Pencernaan Agar Cepat Sembuh
Saluran pencernaan atau sistem pencernaan merupakan sistem organ yang sangat penting dalam tubuh manusia. Termasuk…
18 Makanan yang Tidak Boleh Dimakan Bersamaan dengan Durian Wajib Diketahui
Ada beberapa jenis buah yang perlu Anda tahu bahwa tidak baik untuk dimakan bersamaan dengan…
Popular Topic
# Puasa | # Diabetes | # Kolesterol
Get-in-Touch Halosehat Media Group
Home Adchoices Cookies Term Of Use Disclaimer Hubungi Kami Kebijakan Privasi Ketentuan Layanan Sapa Halo Sehat
HaloSehat
© HaloSehat.com - All Rights Reserved - Hak Cipta di lindungi Undang Undang Top | View Desktop Version
Kerusakan pada sayuran dan buah
Just For Fun
Kerusakan Sayur dan Buah
Fauzillah
8 years ago
Advertisements
Kerusakan Fisik
Buah mempunyai kandungan air antara 80-95% sehingga sangat rentan terhadap kerusakan fisik. Kerusakan fisik dapat terjadi pada seluruh tahapan, mulai dari kegiatan sebelum panen, pemanenan, penanganan, grading, pengemasan, transportasi, penyimpanan, dan pemasaran. Kerusakan yang umum terjadi adalah memar, terpotong, adanya tusukan tusukan, bagian yang pecah, lecet dan abrasi. Kerusakan dapat pula ditunjukkan oleh dihasilkannya stress metabolat (seperti getah), terjadinya perubahan warna coklat dari jaringan rusak, menginduksi produksi gas etilen yang memacu proses kemunduran produk. Laju produksi etilen pada beberapa komoditas holtikultura dapat dilahat pada Tabel 1.
Tabel 1. Klasifikasi komoditi hortikultura berdasarkan laju produksi etilen
Laju produksi etilen Jenis Komoditi
Sangat rendah Artichoke, asparagus, bunga kol, cherry, jeruk, delima, strawberry, sayuran daun, sayuran umbi, kentang, kebanyakan bunga potong
Rendah Blueberry, cranberry, mentimun, terung, okra, olive, kesemek, nenas, pumpkin, raspberry, semangka.
Moderat Pisang, jambu biji, melon, mangga, tomat.
Tinggi Apel, apricot, apokat, buah kiwi, nectarine, pepaya, peach, plum
Sangat tinggi Markisa, sapote, cherimoya, beberapa jenis apel.
Sumber: Kitinoja and Kader (2003): Small-scale Postharvest Handling Practices: A manual for Horticultural Crops.
Kerusakan fisik juga memacu kerusakan baik fisiologis maupun patologis (serangan mikroorganisme pembusuk).
Kehilangan air dari produk secara potensial terjadi melalui bukaan-bukaan alami (stomata dan lentisel). Laju transpirasi atau kehilangan air dipengaruhi oleh faktor-faktor internal (karakteristik morfologi dan anatomi, nisbah luas permukaan dan volume, pelukaan pada permukaan dan stadia kematangan), dan faktor eksternal atau factor-faktor lingkungan (suhu, kelembaban, aliran udara dan tekanan atmosfer).
Pada permukaan produk terdapat jaringan yang mengandung lilin yang dinamakan cuticle yang dapat berperan sebagai barier penguapan air berlebihan, serangan atau infeksi mikroorganisme pembusuk. Sehingga secara umum infeksi mikroorganisme pembusuk terjadi melalui bagian-bagian yang luka dari jaringan tersebut.
Gangguan Patologis
Sayuran dan buah banyak mengandung air dan nutrisi yang sangat baik untuk pertumbuhan mikroorganisme. Menurut Supartha (2001), buah yang baru dipanen sebenarnya telah dihinggapi oleh berbagai macam mikroorganisme (mikroflora), baik yang dapat menyebabkan pembusukan maupun yang tidak menyebabkan pembusukan. Mikroorganisme pembusuk dapat tumbuh bila kondisinya memungkinkan seperti adanya kerusakan fisik pada sayuran atau buah, kondisi suhu, kelembapan dan faktor-faktor lain yang mendukung.
Adanya mikroorganisme pembusuk pada buah dan sayuran adalah merupakan faktor pembatas utama di dalam memperpanjang masa simpan buah dan sayuran.Mikroorganisme pembusuk yang menyebabkan susut pasca panen buah dan sayuran secara umum disebabkan oleh jamur dan bakteri. Infeksi awal dapat terjadi selama pertumbuhan dan perkembangan produk tersebut masih dilapangan akibat adanya kerusakan mekanis selama operasi pemanenan, atau melalui kerusakan fisiologis akibat dari kondisi penyimpanan yang tidak baik. Pembusukan pada buah-buahan umumnya sebagai akibat infeksi jamur sedangkan pada sayur-sayuran lebih banyak diakibatkan oleh bakteri.
Pengaruh Buruk Kondisi Lingkungan
Suhu adalah faktor sangat penting yang paling berpengaruh terhadap laju kemunduran dari komoditi pascapanen. Setiap peningkatan 10oC laju kemunduran meningkat dua sampai tiga kali. Komoditi yang dihadapkan pada suhu yang tidak sesuai dengan suhu penyimpanan optimal, menyebabkan terjadinya berbagai kerusakan fisiologis. Suhu juga berpengaruh terhadap peningkatan produksi etilen, penurunan O2 dan peningkatan CO2 yang berakibat buruk terhadap komoditi. Perkecambahan spora dan laju pertumbuhan mikroorganisme lainnya sangat dipengaruhi oleh suhu.
Kelembaban ruang adalah salah satu penyebab kehilangan air setelah panen.Kehilangan air tidak dapat dihindarkan namun dapat ditoleransi. Tanda-tanda kehilangan air bervariasi pada produk yang berbeda, dan tanda-tanda kerusakan baru tampak saat jumlah kehilangan air berbeda-beda pula. Umumnya tanda-tanda kerusakan jelas terlihat bila kehilangan air antara 3-8% dari beratnya.
Sumber:
Kitinoja, L. dan A.A. Kader.2002. Small Scale Postharvest Handling Practices: A Manual for Horticultural Crops (4th edition). Postharvest Horticulture Series No. 8: 43-56.
Advertisements
Categories: Teknologi
Tags: faktor lingkungan, gangguan patologis, holtikultura, kerusakan fisik, laju produksi etilen, mikroorganisme, patologis, sayurm buah, segar
Leave a Comment
Just For Fun
Back to top
Advertisements
Kerusakan Sayur dan Buah
Fauzillah
8 years ago
Advertisements
Kerusakan Fisik
Buah mempunyai kandungan air antara 80-95% sehingga sangat rentan terhadap kerusakan fisik. Kerusakan fisik dapat terjadi pada seluruh tahapan, mulai dari kegiatan sebelum panen, pemanenan, penanganan, grading, pengemasan, transportasi, penyimpanan, dan pemasaran. Kerusakan yang umum terjadi adalah memar, terpotong, adanya tusukan tusukan, bagian yang pecah, lecet dan abrasi. Kerusakan dapat pula ditunjukkan oleh dihasilkannya stress metabolat (seperti getah), terjadinya perubahan warna coklat dari jaringan rusak, menginduksi produksi gas etilen yang memacu proses kemunduran produk. Laju produksi etilen pada beberapa komoditas holtikultura dapat dilahat pada Tabel 1.
Tabel 1. Klasifikasi komoditi hortikultura berdasarkan laju produksi etilen
Laju produksi etilen Jenis Komoditi
Sangat rendah Artichoke, asparagus, bunga kol, cherry, jeruk, delima, strawberry, sayuran daun, sayuran umbi, kentang, kebanyakan bunga potong
Rendah Blueberry, cranberry, mentimun, terung, okra, olive, kesemek, nenas, pumpkin, raspberry, semangka.
Moderat Pisang, jambu biji, melon, mangga, tomat.
Tinggi Apel, apricot, apokat, buah kiwi, nectarine, pepaya, peach, plum
Sangat tinggi Markisa, sapote, cherimoya, beberapa jenis apel.
Sumber: Kitinoja and Kader (2003): Small-scale Postharvest Handling Practices: A manual for Horticultural Crops.
Kerusakan fisik juga memacu kerusakan baik fisiologis maupun patologis (serangan mikroorganisme pembusuk).
Kehilangan air dari produk secara potensial terjadi melalui bukaan-bukaan alami (stomata dan lentisel). Laju transpirasi atau kehilangan air dipengaruhi oleh faktor-faktor internal (karakteristik morfologi dan anatomi, nisbah luas permukaan dan volume, pelukaan pada permukaan dan stadia kematangan), dan faktor eksternal atau factor-faktor lingkungan (suhu, kelembaban, aliran udara dan tekanan atmosfer).
Pada permukaan produk terdapat jaringan yang mengandung lilin yang dinamakan cuticle yang dapat berperan sebagai barier penguapan air berlebihan, serangan atau infeksi mikroorganisme pembusuk. Sehingga secara umum infeksi mikroorganisme pembusuk terjadi melalui bagian-bagian yang luka dari jaringan tersebut.
Gangguan Patologis
Sayuran dan buah banyak mengandung air dan nutrisi yang sangat baik untuk pertumbuhan mikroorganisme. Menurut Supartha (2001), buah yang baru dipanen sebenarnya telah dihinggapi oleh berbagai macam mikroorganisme (mikroflora), baik yang dapat menyebabkan pembusukan maupun yang tidak menyebabkan pembusukan. Mikroorganisme pembusuk dapat tumbuh bila kondisinya memungkinkan seperti adanya kerusakan fisik pada sayuran atau buah, kondisi suhu, kelembapan dan faktor-faktor lain yang mendukung.
Adanya mikroorganisme pembusuk pada buah dan sayuran adalah merupakan faktor pembatas utama di dalam memperpanjang masa simpan buah dan sayuran.Mikroorganisme pembusuk yang menyebabkan susut pasca panen buah dan sayuran secara umum disebabkan oleh jamur dan bakteri. Infeksi awal dapat terjadi selama pertumbuhan dan perkembangan produk tersebut masih dilapangan akibat adanya kerusakan mekanis selama operasi pemanenan, atau melalui kerusakan fisiologis akibat dari kondisi penyimpanan yang tidak baik. Pembusukan pada buah-buahan umumnya sebagai akibat infeksi jamur sedangkan pada sayur-sayuran lebih banyak diakibatkan oleh bakteri.
Pengaruh Buruk Kondisi Lingkungan
Suhu adalah faktor sangat penting yang paling berpengaruh terhadap laju kemunduran dari komoditi pascapanen. Setiap peningkatan 10oC laju kemunduran meningkat dua sampai tiga kali. Komoditi yang dihadapkan pada suhu yang tidak sesuai dengan suhu penyimpanan optimal, menyebabkan terjadinya berbagai kerusakan fisiologis. Suhu juga berpengaruh terhadap peningkatan produksi etilen, penurunan O2 dan peningkatan CO2 yang berakibat buruk terhadap komoditi. Perkecambahan spora dan laju pertumbuhan mikroorganisme lainnya sangat dipengaruhi oleh suhu.
Kelembaban ruang adalah salah satu penyebab kehilangan air setelah panen.Kehilangan air tidak dapat dihindarkan namun dapat ditoleransi. Tanda-tanda kehilangan air bervariasi pada produk yang berbeda, dan tanda-tanda kerusakan baru tampak saat jumlah kehilangan air berbeda-beda pula. Umumnya tanda-tanda kerusakan jelas terlihat bila kehilangan air antara 3-8% dari beratnya.
Sumber:
Kitinoja, L. dan A.A. Kader.2002. Small Scale Postharvest Handling Practices: A Manual for Horticultural Crops (4th edition). Postharvest Horticulture Series No. 8: 43-56.
Advertisements
Categories: Teknologi
Tags: faktor lingkungan, gangguan patologis, holtikultura, kerusakan fisik, laju produksi etilen, mikroorganisme, patologis, sayurm buah, segar
Leave a Comment
Just For Fun
Back to top
Advertisements
Pengendalian mikroorganisme
PENGENDALIAN MIKROORGANISME DALAM BAHAN PANGAN
PENGENDALIAN MIKROORGANISME DALAM BAHAN
MAKANAN ASAL HEWAN
OLEH :
Doddi Yudhabuntara
Pengendalian mikroorganisme dalam bahan makanan asal hewan perlu dilakukan apabila kita menginginkan bahan makanan tersebut tidak cepat rusak atau cepat menjadi busuk, melainkan menjadi tahan lama. Kerusakan bahan makanan yang disebabkan oleh mikroorganisme terjadi karena mikroorganisme tersebut berkembangbiak dan bermetabolisme sedemikian rupa sehingga bahan makanan mengalami perubahan yang menyebabkan kegunaannya sebagai bahan pangan menjadi terganggu. Proses kerusakan ini dimungkinkan karena bahan makanan memiliki persyaratan untuk pertumbuhan mikroorganisme. Dengan demikian, kerusakan bahan makanan dapat terjadi apabila tersedia substrat (yaitu bahan makanan tsb.) yang cocok, kemudian bahan makanan itu telah tercemar oleh mikroorganisme dan ada kesempatan bagi mikroroganisme untuk berkembangbiak. Usaha pengendalian mikroorganisme dapat dilaksanakan apabila faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan atau perkembangbiakan mikroorganisme telah diketahui sebelumnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi tersebut umumnya dibagi ke dalam lima bahasan yaitu a) waktu generasi; b) faktor intrinsik; c) faktor ekstrinsik; d) faktor proses dan e) faktor implisit.
Waktu generasi
Waktu generasi adalah waktu yang diperlukan oleh mikroorganisme untuk meningkatkan jumlah sel menjadi dua kali lipat jumlah semula. Kurva pertumbuhan mikroorganisme terdiri atas empat fase yaitu fase penyesuaian (lag phase), fase eksponensial atau fase logaritmik, fase stasioner dan fase kematian. Pada fase eksponensial terjadi peningkatan jumlah sel dan digunakan untuk untuk menentukan waktu generasi. Beberapa contoh waktu generasi pada suhu pertumbuhan yang optimal antara lain 30 menit untuk Bacillus cereus, 20 menit untuk Escherichia coli dan Salmonella, dan 10 menit untuk Clostridium perfringens.
Faktor intrinsik
Faktor intrinsik meliputi pH, aktivitas air (activity of water, aw), kemampuan mengoksidasi-reduksi (redoxpotential, Eh), kandungan nutrien, bahan antimikroba dan struktur bahan makanan.
Ukuran keasaman atau pH adalah log10 konsentrasi ion hidrogen. Lazimnya bakteri tumbuh pada pH sekitar netral (6,5 – 7,5) sedangkan kapang dan ragi pada pH 4,0-6,5.
Aktivitas air (aw) adalah perbandingan antara tekanan uap larutan dengan tekanan uap air solven murni pada temperatur yang sama ( aw = p/po ). Ini merupakan jumlah air yang tersedia untuk pertumbuhan mikrobia dalam pangan dan bukan berarti jumlah total air yang terkandung dalam bahan makanan sebab adanya adsorpsi pada konstituen tak larut dan absorpsi oleh konstituen larut (mis. gula, garam). Air murni mempunyai aw 1,0 dan bahan makanan yang sepenuhnya terdehidrasi memiliki aw = 0. Bakteri Gram negatif lebih sensitif terhadap penurunan aw dibandingkan bakteri lain. Batas aw minimum untuk multiplikasi sebagian besar bakteri adalah 0,90. Escherichia coli membutuhkan aw minimum sebesar 0,96, sedangkan Penicillium 0,81. Meskipun demikian aw minimum untuk Staphylococcus aureus adalah 0,85.
Beberapa unsur dalam bahan makanan mempunyai sifat antimikroba. Susu sapi mengandung laktoferin, konglutinin, lisozim, laktenin dan sistem laktoperoksidase. Bahan antimikroba dalam telur adalah lisozim, konalbumin, ovomukoid, avidin. Sistem laktoperoksidase terdiri dari laktoperoksidase, tiosianat dan peroksidase. Ketiga komponen ini diperlukan untuk efek antimikroba. Susu kambing mengandung lebih banyak lisozim dibandingkan susu sapi. Meskipun demikian kandungan lisozim susu lebih rendah bila dibandingkan dengan putih telur. Laktoferin adalah protein penangkap Fe dalam susu dan dapat disamakan dengan konalbumin putih telur. Lisozim yang terdapat dalam telur menyebabkan lisis lapisan peptidoglikan dinding sel bakteri. Kandung lisozim dalam telur adalah 3,5 %.
Struktur bahan makanan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme misalnya lemak karkas dan kulit pada karkas unggas dan karkas babi dapat melindungi daging dari kontaminasi mikroorganisme. Kerabang telur yang mempunyai pori-pori sebesar 25-40 µm dapat mempersulit masuknya mikroorganisne ke dalam telur walau tidak dapat mencegah tetap masuknya mikroorganisme. Mikroorganisme akan ditahan oleh lapisan membran dalam yang mencegah masuknya mikroorganisme ke albumen. Daging giling atau daging yang sudah dipotong menjadi bagian lebih kecil akan lebih memberi kemudahan bagi mikroorganisme untuk berkembang biak dibandingkan dengan pada daging karkas.
Faktor ekstrinsik
Faktor ekstrinsik yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme adalah suhu penyimpanan dan faktor luar lainnya yang pada prinsipnya berhubungan dengan pengaruh atmosferik seperti kelembaban, tekanan gas/keberadaan gas, juga cahaya dan pengaruh sinar ultraviolet.
Berdasarkan suhu optimumnya, mikroorganisme dibagi menjadi psikrofil dengan suhu optimum kurang dari + 20 °C, mesofil (+20° s/d + 40 °C) dan termofil (lebih dari +40 °C). Pada suhu minimum terjadi perubahan membran sel sehingga tidak terjadi transpor zat hara. Sebaliknya pada suhu maksimum terjadi denaturasi enzim, kerusakan protein dan lipida pada membran sel yang menyebabkan lisisnya mikroorganisme. Mikroorganisme patogen biasanya termasuk ke dalam kelompok mesofil. Pengaruh suhu rendah pada mesofil adalah inaktivasi dan perubahan struktur protein permease. Kapang mempunyai kisaran pertumbuhan yang lebih luas dibandingkan bakteri, sedangkan ragi mampu tubuh pada kisaran psikrofil dan mesofil. Mikroorganisme juga dapat diklasifikasikan menurut resistensinya terhadap temperatur yang tidak menguntungkan yaitu psikrotrof (tumbuh pada suhu kurang dari + 7 °C) dan termotrof (tumbuh pada suhu lebih dari + 55 °C).
Kelembaban lingkungan (relative humidity, RH) penting bagi aw bahan makanan dan pertumbuhan mikroorganisme pada permukaan bahan makanan. Ruang penyimpanan yang memiliki RH rendah akan menyebabkan bahan makanan yang tidak dikemas mengalami kekeringan pada permukaannya dan dengan demikian mengubah nilai aktivitas airnya.Produk bahan makanan yang kering ini bila dibawa ke lingkungan yang lembab (RH tinggi) akan menyerap kelembaban sehingga permukaannya dapat ditumbuhi jamur. Hal yang sama akan terjadi bila bahan makanan yang telah didinginkan dibawa ke lingkungan yang lebih hangat. Hal ini akan menyebabkan kondensasi air di bagian permukaannya. Proses ini penting untuk diperhatikan pada pengepakan produk yang dapat membusuk, karena biasanya ruang pengepakan lebih hangat dibandingkan dengan ruang pendingin, sehingga akan terbentuk lapisan tipis air kondensasi. Hal ini akan menyebabkan peningkatan aktivitas air yang pada gilirannya dapat mempermudah pertumbuhan mikroorganisme.
Penyimpanan bahan makanan di ruang terbuka meningkatkan kadar CO2 sampai 10 % yang dapat dicapai dengan menambahkan es kering (CO2) padat. Penghambatan oleh CO2 meningkat sejalan dengan menurunnya suhu karena solubilitas CO2 meningkat pada suhu rendah. Bakteri Gram negatif lebih rentan terhadap CO2 dibandingkan bakteri Gram positif. Pseudomonas paling rentan sedangkan bakteri asam laktat serta bakteri anaerob paling tahan.
Adanya cahaya dan sinar ultra violet dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme dan kerusakan toxin yang dihasilkannya, misalnya pada Aspergillus ochraceus.
Faktor proses
Semua proses teknologi pengolahan bahan makanan mengubah lingkungan mikro bahan makanan tersebut. Proses tersebut dapat berupa pemanasan, pengeringan, modifikasi pH, penggaraman, curing, pengasapan, iradiasi, tekanan tinggi, pemakaian medan listrik dan pemberian bahan imbuhan pangan.
Faktor implisit
Faktor lain yang berperan adalah faktor implisit yaitu adanya sinergisme atau antagonisme di antara mikroorganisme yang ada dalam “lingkungan” bahan makanan. Ketika mikroorganisme tumbuh pada bahan makanan dia akan bersaing untuk memperoleh ruang dan nutrien. Dengan demikian akan terjadi interaksi di antara mikroorganisme yang berbeda. Interaksi ini dapat saling mendukung maupun saling menghambat (terjadi sinergisme atau antagonisme).
Pengendalian mikroorganisme dalam bahan makanan
Pengendalian mikroorganisme dalam bahan makanan pada prinsipnya bertujuan untuk membuat bahan makanan menjadi tahan lama, atau dengan perkataan lain bertujuan untuk pengawetan bahan makanan. Pengendalian mikroorganisme berarti mencegah pertumbuhan mikroorganisme yang dapat berarti membunuh atau menghambat pertumbuhan itu sendiri. Biasanya tindakan ini dilakukan dengan perlakuan fisik atau perlakuan kimia. Perlakuan fisik dapat dilakukan dengan cara perlakuan termal, perlakuan pengeringan dan perlakuan penyinaran (iradiasi). Perlakuan termal terdiri dari suhu rendah, yaitu pendinginan dan pembekuan, dan suhu tinggi/pemanasan yang dapat berupa pasteurisasi atau sterilisasi. Perlakuan pengeringan dapat dilakukan dengan cara pengeringan atau cara pengeringan beku. Perlakuan penyinaran dapat dilakukan dengan sinar ultraviolet dan ionisasi (sinar röntgen, sinar gamma, sinar elektron). Perlakuan kimia dapat dilakukan dengan cara penggaraman, curing, pengasaman, pengasapan dan pemberian bahan pengawet.
Perlakuan termal
Suhu merupakan faktor ekstrinsik yang penting yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme. Dibandingkan dengan mahluk tingkat tinggi, mikroorganisme memiliki rentang pertumbuhan yang sangat lebar (kira-kira – 15 s/d 90 °C). Pada suhu rendah, pertumbuhannya akan berhenti, sedangkan pada suhu tinggi organisme ini akan mati. Pada kedua situasi di atas, terkait proses terjadinya metabolisme yang menyebabkan terjadinya kerusakan bahan makanan. Karena proses enzimatik juga bergantung pada suhu, maka perlakuan dengan suhu ekstrim akan menyebabkan pengawetan hampir seluruh bahan makanan.
Suhu rendah
Suhu rendah tidak membunuh mikroorganisme tetapi menghambat perkembangbiakannya. Dengan demikian pertumbuhan mikroorganisme semakin berkurang seiring dengan semakin rendahnya suhu, dan akhirnya di bawah “suhu pertumbuhan minimum” perkembangbiakannya akan berhenti.
Suhu pertumbuhan minimum yang tertera dalam Tabel 1 hanyalah angka perkiraan dan secara eksperimental hanya berlaku untuk beberapa strain dari spesies tertentu dan tidak dapat berlaku umum. Pada penyimpanan bahan makanan dalam suhu beku, proses pembusukan oleh mikroorganisme masih dapat terjadi walau sangat diperlambat. Proses kerusakan baru dapat dihentikan pada suhu di bawah -18°C.
Suhu minimal hanya berlaku bila dalam keadaan lingkungan yang optimal. Adanya perubahan sedikit saja pada nilai aw atau pH telah dapat menyebabkan peningkatan suhu pertumbuhan secara drastis. Contohnya adalah Enterobacter aerogenes yang memiliki suhu pertumbuhan minimal sebesar 5 °C apabila angka aktivitas airnya optimal yaitu di atas 0,97. Pada nilai aw sebesar 0,955 pertumbuhannya berhenti pada suhu sekitar 20 °C , dan pada aw 0,950 pertumbuhan berhenti pada suhu 30 . Pada uji mikroorganisme yang sama, terjadi peningkatan suhu pertumbuhan minimal menjadi 15 °C ketika terjadi penurunan pH dari pH optimal 7 menjadi 3,9. Pada beberapa mikroorganisme, suhu rendah dapat pula menyebabkan aktivitas enzimatik menjadi intensif. Pseudomonas lebih banyak menghasilkan lipase dan proteinase pada suhu di bawah suhu optimum pertumbuhannya. Hal ini dapat menjelaskan hasil pengamatan yang menunjukkan bahwa perubahan akibat kerja mikroorganisme dalam bahan makanan sering terjadi walau jumlah mikroorganisme tidak melebihi jumlah yang diperbolehkan. Pada fase eksponensial, mikroorganisme sangat peka terhadap suhu rendah, khususnya Enterobacter dan Pseudomonas, sedangkan bakteri Gram positif nampaknya lebih tahan. Pembekuan sedikit banyak membuat kerusakan mikroorganisme. Kerusakan ini dapat bersifat reversibel maupun menyebabkan kematian sel bakteri. Kerusakan ini bergantung pada jenis dan kecepatan proses pembekuan. Pembekuan cepat dengan suhu sangat rendah tidak atau hanya sedikit membuat kerusakan sel bakteri, sedangkan pembekuan lambat dengan suhu pembekuan relatif tinggi (s/d –10 °C) dapat membuat kerusakan hebat pada sel bakteri. Hal ini didukung pada kenyataan bahwa laju kematian bakteri meningkat dengan semakin meningkatnya suhu mendekati titik nol. Dalam suatu uji kultur diperoleh hasil bahwa setelah disimpan selama 220 hari dalam suhu –10 °C hanya tinggal 2,5 % sel bakteri yang masih hidup, sedangkan yang disimpan pada suhu –20 °C masih ada 50 % sel bakteri yang hidup. Pada suhu –4 s/d – 10 °C angka kematian sangat tinggi. Meskipun demikian hal ini dalam prakteknya tidak dapat digunakan untuk menghilangkan mikroorganisme pada bahan makanan yang dibekukan karena pada suhu ini mikroorganisme psikrofil tertentu masih dapat berkembangbiak dan juga perombakan kimiawi masih berjalan sehingga mempengaruhi kualitas bahan makanan. Pengetahuan mengenai proses ini penting karena alasan berikut: Mikroorganisme yang subletal rusak sulit ditemukan pada pemeriksaan kultur bakteriologik. Setelah bahan makanan beku ini dihangatkan dan pada kondisi yang menguntungkan, bakteri ini dapat kembali beraktivitas sehingga seperti halnya pada kasus Salmonella, dapat menjadi ancaman kesehatan konsumen. Oleh karena itu, pada pemeriksaan mikrobiologik bahan makanan yang dibekukan (demikian pula pada produk yang dikeringkan atau dipanaskan), hendaknya memakai metode dan media yang cocok untuk dapat menghidupkan kembali mikroorganisme yang rusak tersebut.
Suhu tinggi
Pengendalian mikroorganisme melalui perlakuan suhu tinggi pada umumnya dilakukan dengan pasteurisasi atau sterilisasi. Pasteurisasi adalah pemanasan dengan suhu di bawah 100 °C dan tidak akan menyebabkan inaktivasi mikroba dan enzim secara sempurna. Dengan demikian produk yang dipasteurisasi tidak akan bertahan lama bila tidak disertai perlakuan pendinginan atau faktor proses lainnya seperti perubahan aw dan pH. Sterilisasi adalah pemanasan yang dapat menyebabkan inaktivasi mikroba dan enzim sehingga produk dapat tahan lama.
Perlakuan pengeringan
Pengeringan adalah identik dengan pengurangan aktivitas air. Pada aw kurang dari 0,70 pertumbuhan agen penyebab infeksi dan intoksikasi tidak perlu dikuatirkan lagi. Pada produk yang dikeringkan, mikroorganisme berada dalam keadaan “tidur” atau dengan perkataan lain berada dalam fase lag yang diperpanjang. Bila terjadi rekonstruksi (penyerapan air kembali) maka flora yang ada dalam bahan makanan dapat kembali beraktivitas. Secara umum pengeringan dibedakan menjadi pengeringan di bawah tekanan udara dan pengeringan vakum. Proses yang khusus adalah kombinasi antara pembekuan dan penghilangan air dengan atau tanpa vakum. Pengeringan dengan udara dilakukan dalam udara yang bergerak, dalam ruang pengeringan yang dipanaskan, dll.
Perlakuan penyinaran
Dosis penyinaran diukur dengan satuan Gray (Gy). Penyinaran rendah bila dosisnya adalah kurang dari 1 kGy, medium bila < 1-10 kGy, dan tinggi bila lebih dari 10 kGy. Lingkup proses penyinaran (iradiasi) adalah untuk desinfeksi, pemanjangan shelf-life, dekontaminasi dan perbaikan kualitas produk. Keuntungan yang diperoleh adalah pengurangan seminimal mungkin bahan makanan yang hilang akibat proses pengawetan, dan penghematan energi serta keuntungan lainnya. Daging sapi yang mendapat perlakuan iradiasi akan menyebabkan pertumbuhan Psedomonas dan Enterobacteriaceae sangat terhambat tanpa menyebabkan perubahan organoleptik. Shelf life daging mentah yang dikemas vakum dapat diperpanjang. Pada daging babi, iradiasi dengan dosis antara 0,3 – 1,0 kGy dapat membuat inaktivasi Trichinella spiralis.
Perlakuan kimia
Perlakuan yang biasa dilakukan antara lain dengan pemberian garam. Penggaraman ini bertujuan untuk menurunkan aktivitas air dan garam sendiri tidak memiliki pengaruh antimikroba secara langsung. Perlakuan yang lain adalah dengan curing, yaitu perlakuan dengan menggunakan garam dapur dan garam nitrit (natrium nitrit atau kalium nitrit). Perlakuan ini dapat menghambat pertumbuhan dan produksi toxin oleh Clostridium botulinum. Efek utamanya adalah menentukan panjangnya fase lag. Faktor yang mempengaruhi efektivitas nitrit antara lain pH, oksigen, komponen pangan lainnya (konsentrasi garam), pemanasan dan iradiasi. Pengasapan juga merupakan salah satu cara pengendalian mikroorganisme dalam bahan makanan dengan menggunakan metode pengasapan dingin, pengasapan hangat dan pengasapan panas. Pengasaman dan penggunaan bahan pengawet juga lazim dilakukan dengan menggunakan bahan-bahan yang tidak merugikan kesehatan selama diberikan dengan dosis yang tepat untuk tujuan menghambat pertumbuhan mikroorganisme.
MAKANAN ASAL HEWAN
OLEH :
Doddi Yudhabuntara
Pengendalian mikroorganisme dalam bahan makanan asal hewan perlu dilakukan apabila kita menginginkan bahan makanan tersebut tidak cepat rusak atau cepat menjadi busuk, melainkan menjadi tahan lama. Kerusakan bahan makanan yang disebabkan oleh mikroorganisme terjadi karena mikroorganisme tersebut berkembangbiak dan bermetabolisme sedemikian rupa sehingga bahan makanan mengalami perubahan yang menyebabkan kegunaannya sebagai bahan pangan menjadi terganggu. Proses kerusakan ini dimungkinkan karena bahan makanan memiliki persyaratan untuk pertumbuhan mikroorganisme. Dengan demikian, kerusakan bahan makanan dapat terjadi apabila tersedia substrat (yaitu bahan makanan tsb.) yang cocok, kemudian bahan makanan itu telah tercemar oleh mikroorganisme dan ada kesempatan bagi mikroroganisme untuk berkembangbiak. Usaha pengendalian mikroorganisme dapat dilaksanakan apabila faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan atau perkembangbiakan mikroorganisme telah diketahui sebelumnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi tersebut umumnya dibagi ke dalam lima bahasan yaitu a) waktu generasi; b) faktor intrinsik; c) faktor ekstrinsik; d) faktor proses dan e) faktor implisit.
Waktu generasi
Waktu generasi adalah waktu yang diperlukan oleh mikroorganisme untuk meningkatkan jumlah sel menjadi dua kali lipat jumlah semula. Kurva pertumbuhan mikroorganisme terdiri atas empat fase yaitu fase penyesuaian (lag phase), fase eksponensial atau fase logaritmik, fase stasioner dan fase kematian. Pada fase eksponensial terjadi peningkatan jumlah sel dan digunakan untuk untuk menentukan waktu generasi. Beberapa contoh waktu generasi pada suhu pertumbuhan yang optimal antara lain 30 menit untuk Bacillus cereus, 20 menit untuk Escherichia coli dan Salmonella, dan 10 menit untuk Clostridium perfringens.
Faktor intrinsik
Faktor intrinsik meliputi pH, aktivitas air (activity of water, aw), kemampuan mengoksidasi-reduksi (redoxpotential, Eh), kandungan nutrien, bahan antimikroba dan struktur bahan makanan.
Ukuran keasaman atau pH adalah log10 konsentrasi ion hidrogen. Lazimnya bakteri tumbuh pada pH sekitar netral (6,5 – 7,5) sedangkan kapang dan ragi pada pH 4,0-6,5.
Aktivitas air (aw) adalah perbandingan antara tekanan uap larutan dengan tekanan uap air solven murni pada temperatur yang sama ( aw = p/po ). Ini merupakan jumlah air yang tersedia untuk pertumbuhan mikrobia dalam pangan dan bukan berarti jumlah total air yang terkandung dalam bahan makanan sebab adanya adsorpsi pada konstituen tak larut dan absorpsi oleh konstituen larut (mis. gula, garam). Air murni mempunyai aw 1,0 dan bahan makanan yang sepenuhnya terdehidrasi memiliki aw = 0. Bakteri Gram negatif lebih sensitif terhadap penurunan aw dibandingkan bakteri lain. Batas aw minimum untuk multiplikasi sebagian besar bakteri adalah 0,90. Escherichia coli membutuhkan aw minimum sebesar 0,96, sedangkan Penicillium 0,81. Meskipun demikian aw minimum untuk Staphylococcus aureus adalah 0,85.
Beberapa unsur dalam bahan makanan mempunyai sifat antimikroba. Susu sapi mengandung laktoferin, konglutinin, lisozim, laktenin dan sistem laktoperoksidase. Bahan antimikroba dalam telur adalah lisozim, konalbumin, ovomukoid, avidin. Sistem laktoperoksidase terdiri dari laktoperoksidase, tiosianat dan peroksidase. Ketiga komponen ini diperlukan untuk efek antimikroba. Susu kambing mengandung lebih banyak lisozim dibandingkan susu sapi. Meskipun demikian kandungan lisozim susu lebih rendah bila dibandingkan dengan putih telur. Laktoferin adalah protein penangkap Fe dalam susu dan dapat disamakan dengan konalbumin putih telur. Lisozim yang terdapat dalam telur menyebabkan lisis lapisan peptidoglikan dinding sel bakteri. Kandung lisozim dalam telur adalah 3,5 %.
Struktur bahan makanan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme misalnya lemak karkas dan kulit pada karkas unggas dan karkas babi dapat melindungi daging dari kontaminasi mikroorganisme. Kerabang telur yang mempunyai pori-pori sebesar 25-40 µm dapat mempersulit masuknya mikroorganisne ke dalam telur walau tidak dapat mencegah tetap masuknya mikroorganisme. Mikroorganisme akan ditahan oleh lapisan membran dalam yang mencegah masuknya mikroorganisme ke albumen. Daging giling atau daging yang sudah dipotong menjadi bagian lebih kecil akan lebih memberi kemudahan bagi mikroorganisme untuk berkembang biak dibandingkan dengan pada daging karkas.
Faktor ekstrinsik
Faktor ekstrinsik yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme adalah suhu penyimpanan dan faktor luar lainnya yang pada prinsipnya berhubungan dengan pengaruh atmosferik seperti kelembaban, tekanan gas/keberadaan gas, juga cahaya dan pengaruh sinar ultraviolet.
Berdasarkan suhu optimumnya, mikroorganisme dibagi menjadi psikrofil dengan suhu optimum kurang dari + 20 °C, mesofil (+20° s/d + 40 °C) dan termofil (lebih dari +40 °C). Pada suhu minimum terjadi perubahan membran sel sehingga tidak terjadi transpor zat hara. Sebaliknya pada suhu maksimum terjadi denaturasi enzim, kerusakan protein dan lipida pada membran sel yang menyebabkan lisisnya mikroorganisme. Mikroorganisme patogen biasanya termasuk ke dalam kelompok mesofil. Pengaruh suhu rendah pada mesofil adalah inaktivasi dan perubahan struktur protein permease. Kapang mempunyai kisaran pertumbuhan yang lebih luas dibandingkan bakteri, sedangkan ragi mampu tubuh pada kisaran psikrofil dan mesofil. Mikroorganisme juga dapat diklasifikasikan menurut resistensinya terhadap temperatur yang tidak menguntungkan yaitu psikrotrof (tumbuh pada suhu kurang dari + 7 °C) dan termotrof (tumbuh pada suhu lebih dari + 55 °C).
Kelembaban lingkungan (relative humidity, RH) penting bagi aw bahan makanan dan pertumbuhan mikroorganisme pada permukaan bahan makanan. Ruang penyimpanan yang memiliki RH rendah akan menyebabkan bahan makanan yang tidak dikemas mengalami kekeringan pada permukaannya dan dengan demikian mengubah nilai aktivitas airnya.Produk bahan makanan yang kering ini bila dibawa ke lingkungan yang lembab (RH tinggi) akan menyerap kelembaban sehingga permukaannya dapat ditumbuhi jamur. Hal yang sama akan terjadi bila bahan makanan yang telah didinginkan dibawa ke lingkungan yang lebih hangat. Hal ini akan menyebabkan kondensasi air di bagian permukaannya. Proses ini penting untuk diperhatikan pada pengepakan produk yang dapat membusuk, karena biasanya ruang pengepakan lebih hangat dibandingkan dengan ruang pendingin, sehingga akan terbentuk lapisan tipis air kondensasi. Hal ini akan menyebabkan peningkatan aktivitas air yang pada gilirannya dapat mempermudah pertumbuhan mikroorganisme.
Penyimpanan bahan makanan di ruang terbuka meningkatkan kadar CO2 sampai 10 % yang dapat dicapai dengan menambahkan es kering (CO2) padat. Penghambatan oleh CO2 meningkat sejalan dengan menurunnya suhu karena solubilitas CO2 meningkat pada suhu rendah. Bakteri Gram negatif lebih rentan terhadap CO2 dibandingkan bakteri Gram positif. Pseudomonas paling rentan sedangkan bakteri asam laktat serta bakteri anaerob paling tahan.
Adanya cahaya dan sinar ultra violet dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme dan kerusakan toxin yang dihasilkannya, misalnya pada Aspergillus ochraceus.
Faktor proses
Semua proses teknologi pengolahan bahan makanan mengubah lingkungan mikro bahan makanan tersebut. Proses tersebut dapat berupa pemanasan, pengeringan, modifikasi pH, penggaraman, curing, pengasapan, iradiasi, tekanan tinggi, pemakaian medan listrik dan pemberian bahan imbuhan pangan.
Faktor implisit
Faktor lain yang berperan adalah faktor implisit yaitu adanya sinergisme atau antagonisme di antara mikroorganisme yang ada dalam “lingkungan” bahan makanan. Ketika mikroorganisme tumbuh pada bahan makanan dia akan bersaing untuk memperoleh ruang dan nutrien. Dengan demikian akan terjadi interaksi di antara mikroorganisme yang berbeda. Interaksi ini dapat saling mendukung maupun saling menghambat (terjadi sinergisme atau antagonisme).
Pengendalian mikroorganisme dalam bahan makanan
Pengendalian mikroorganisme dalam bahan makanan pada prinsipnya bertujuan untuk membuat bahan makanan menjadi tahan lama, atau dengan perkataan lain bertujuan untuk pengawetan bahan makanan. Pengendalian mikroorganisme berarti mencegah pertumbuhan mikroorganisme yang dapat berarti membunuh atau menghambat pertumbuhan itu sendiri. Biasanya tindakan ini dilakukan dengan perlakuan fisik atau perlakuan kimia. Perlakuan fisik dapat dilakukan dengan cara perlakuan termal, perlakuan pengeringan dan perlakuan penyinaran (iradiasi). Perlakuan termal terdiri dari suhu rendah, yaitu pendinginan dan pembekuan, dan suhu tinggi/pemanasan yang dapat berupa pasteurisasi atau sterilisasi. Perlakuan pengeringan dapat dilakukan dengan cara pengeringan atau cara pengeringan beku. Perlakuan penyinaran dapat dilakukan dengan sinar ultraviolet dan ionisasi (sinar röntgen, sinar gamma, sinar elektron). Perlakuan kimia dapat dilakukan dengan cara penggaraman, curing, pengasaman, pengasapan dan pemberian bahan pengawet.
Perlakuan termal
Suhu merupakan faktor ekstrinsik yang penting yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme. Dibandingkan dengan mahluk tingkat tinggi, mikroorganisme memiliki rentang pertumbuhan yang sangat lebar (kira-kira – 15 s/d 90 °C). Pada suhu rendah, pertumbuhannya akan berhenti, sedangkan pada suhu tinggi organisme ini akan mati. Pada kedua situasi di atas, terkait proses terjadinya metabolisme yang menyebabkan terjadinya kerusakan bahan makanan. Karena proses enzimatik juga bergantung pada suhu, maka perlakuan dengan suhu ekstrim akan menyebabkan pengawetan hampir seluruh bahan makanan.
Suhu rendah
Suhu rendah tidak membunuh mikroorganisme tetapi menghambat perkembangbiakannya. Dengan demikian pertumbuhan mikroorganisme semakin berkurang seiring dengan semakin rendahnya suhu, dan akhirnya di bawah “suhu pertumbuhan minimum” perkembangbiakannya akan berhenti.
Suhu pertumbuhan minimum yang tertera dalam Tabel 1 hanyalah angka perkiraan dan secara eksperimental hanya berlaku untuk beberapa strain dari spesies tertentu dan tidak dapat berlaku umum. Pada penyimpanan bahan makanan dalam suhu beku, proses pembusukan oleh mikroorganisme masih dapat terjadi walau sangat diperlambat. Proses kerusakan baru dapat dihentikan pada suhu di bawah -18°C.
Suhu minimal hanya berlaku bila dalam keadaan lingkungan yang optimal. Adanya perubahan sedikit saja pada nilai aw atau pH telah dapat menyebabkan peningkatan suhu pertumbuhan secara drastis. Contohnya adalah Enterobacter aerogenes yang memiliki suhu pertumbuhan minimal sebesar 5 °C apabila angka aktivitas airnya optimal yaitu di atas 0,97. Pada nilai aw sebesar 0,955 pertumbuhannya berhenti pada suhu sekitar 20 °C , dan pada aw 0,950 pertumbuhan berhenti pada suhu 30 . Pada uji mikroorganisme yang sama, terjadi peningkatan suhu pertumbuhan minimal menjadi 15 °C ketika terjadi penurunan pH dari pH optimal 7 menjadi 3,9. Pada beberapa mikroorganisme, suhu rendah dapat pula menyebabkan aktivitas enzimatik menjadi intensif. Pseudomonas lebih banyak menghasilkan lipase dan proteinase pada suhu di bawah suhu optimum pertumbuhannya. Hal ini dapat menjelaskan hasil pengamatan yang menunjukkan bahwa perubahan akibat kerja mikroorganisme dalam bahan makanan sering terjadi walau jumlah mikroorganisme tidak melebihi jumlah yang diperbolehkan. Pada fase eksponensial, mikroorganisme sangat peka terhadap suhu rendah, khususnya Enterobacter dan Pseudomonas, sedangkan bakteri Gram positif nampaknya lebih tahan. Pembekuan sedikit banyak membuat kerusakan mikroorganisme. Kerusakan ini dapat bersifat reversibel maupun menyebabkan kematian sel bakteri. Kerusakan ini bergantung pada jenis dan kecepatan proses pembekuan. Pembekuan cepat dengan suhu sangat rendah tidak atau hanya sedikit membuat kerusakan sel bakteri, sedangkan pembekuan lambat dengan suhu pembekuan relatif tinggi (s/d –10 °C) dapat membuat kerusakan hebat pada sel bakteri. Hal ini didukung pada kenyataan bahwa laju kematian bakteri meningkat dengan semakin meningkatnya suhu mendekati titik nol. Dalam suatu uji kultur diperoleh hasil bahwa setelah disimpan selama 220 hari dalam suhu –10 °C hanya tinggal 2,5 % sel bakteri yang masih hidup, sedangkan yang disimpan pada suhu –20 °C masih ada 50 % sel bakteri yang hidup. Pada suhu –4 s/d – 10 °C angka kematian sangat tinggi. Meskipun demikian hal ini dalam prakteknya tidak dapat digunakan untuk menghilangkan mikroorganisme pada bahan makanan yang dibekukan karena pada suhu ini mikroorganisme psikrofil tertentu masih dapat berkembangbiak dan juga perombakan kimiawi masih berjalan sehingga mempengaruhi kualitas bahan makanan. Pengetahuan mengenai proses ini penting karena alasan berikut: Mikroorganisme yang subletal rusak sulit ditemukan pada pemeriksaan kultur bakteriologik. Setelah bahan makanan beku ini dihangatkan dan pada kondisi yang menguntungkan, bakteri ini dapat kembali beraktivitas sehingga seperti halnya pada kasus Salmonella, dapat menjadi ancaman kesehatan konsumen. Oleh karena itu, pada pemeriksaan mikrobiologik bahan makanan yang dibekukan (demikian pula pada produk yang dikeringkan atau dipanaskan), hendaknya memakai metode dan media yang cocok untuk dapat menghidupkan kembali mikroorganisme yang rusak tersebut.
Suhu tinggi
Pengendalian mikroorganisme melalui perlakuan suhu tinggi pada umumnya dilakukan dengan pasteurisasi atau sterilisasi. Pasteurisasi adalah pemanasan dengan suhu di bawah 100 °C dan tidak akan menyebabkan inaktivasi mikroba dan enzim secara sempurna. Dengan demikian produk yang dipasteurisasi tidak akan bertahan lama bila tidak disertai perlakuan pendinginan atau faktor proses lainnya seperti perubahan aw dan pH. Sterilisasi adalah pemanasan yang dapat menyebabkan inaktivasi mikroba dan enzim sehingga produk dapat tahan lama.
Perlakuan pengeringan
Pengeringan adalah identik dengan pengurangan aktivitas air. Pada aw kurang dari 0,70 pertumbuhan agen penyebab infeksi dan intoksikasi tidak perlu dikuatirkan lagi. Pada produk yang dikeringkan, mikroorganisme berada dalam keadaan “tidur” atau dengan perkataan lain berada dalam fase lag yang diperpanjang. Bila terjadi rekonstruksi (penyerapan air kembali) maka flora yang ada dalam bahan makanan dapat kembali beraktivitas. Secara umum pengeringan dibedakan menjadi pengeringan di bawah tekanan udara dan pengeringan vakum. Proses yang khusus adalah kombinasi antara pembekuan dan penghilangan air dengan atau tanpa vakum. Pengeringan dengan udara dilakukan dalam udara yang bergerak, dalam ruang pengeringan yang dipanaskan, dll.
Perlakuan penyinaran
Dosis penyinaran diukur dengan satuan Gray (Gy). Penyinaran rendah bila dosisnya adalah kurang dari 1 kGy, medium bila < 1-10 kGy, dan tinggi bila lebih dari 10 kGy. Lingkup proses penyinaran (iradiasi) adalah untuk desinfeksi, pemanjangan shelf-life, dekontaminasi dan perbaikan kualitas produk. Keuntungan yang diperoleh adalah pengurangan seminimal mungkin bahan makanan yang hilang akibat proses pengawetan, dan penghematan energi serta keuntungan lainnya. Daging sapi yang mendapat perlakuan iradiasi akan menyebabkan pertumbuhan Psedomonas dan Enterobacteriaceae sangat terhambat tanpa menyebabkan perubahan organoleptik. Shelf life daging mentah yang dikemas vakum dapat diperpanjang. Pada daging babi, iradiasi dengan dosis antara 0,3 – 1,0 kGy dapat membuat inaktivasi Trichinella spiralis.
Perlakuan kimia
Perlakuan yang biasa dilakukan antara lain dengan pemberian garam. Penggaraman ini bertujuan untuk menurunkan aktivitas air dan garam sendiri tidak memiliki pengaruh antimikroba secara langsung. Perlakuan yang lain adalah dengan curing, yaitu perlakuan dengan menggunakan garam dapur dan garam nitrit (natrium nitrit atau kalium nitrit). Perlakuan ini dapat menghambat pertumbuhan dan produksi toxin oleh Clostridium botulinum. Efek utamanya adalah menentukan panjangnya fase lag. Faktor yang mempengaruhi efektivitas nitrit antara lain pH, oksigen, komponen pangan lainnya (konsentrasi garam), pemanasan dan iradiasi. Pengasapan juga merupakan salah satu cara pengendalian mikroorganisme dalam bahan makanan dengan menggunakan metode pengasapan dingin, pengasapan hangat dan pengasapan panas. Pengasaman dan penggunaan bahan pengawet juga lazim dilakukan dengan menggunakan bahan-bahan yang tidak merugikan kesehatan selama diberikan dengan dosis yang tepat untuk tujuan menghambat pertumbuhan mikroorganisme.
SuperAdmin
Pengertian pengecilan ukuran
20 Resep Cara Membuat Donat Gampang dan Sederhana, Dijamin Enak dan Empuk!

Rabu, 13 September 2017 12:35Penulis : Dewi Ratna

20 Resep Cara Membuat Donat - Donat Original
20 Resep Cara Membuat Donat - Donat Kentang Untuk Pemula
20 Resep Cara Membuat Donat - Donat Kentang Empuk
20 Resep Cara Membuat Donat - Donat Isi Selai
20 Resep Cara Membuat Donat - Donat Mini Isi Strawberry
20 Resep Cara Membuat Donat - Donat Manis Untuk Valentine
20 Resep Cara Membuat Donat - Glazed Donat
20 Resep Cara Membuat Donat - Donat Singkong
20 Resep Cara Membuat Donat - Donat Sari Apel Panggang
20 Resep Cara Membuat Donat - Donat Kampung
20 Resep Cara Membuat Donat - Donat Pisang
20 Resep Cara Membuat Donat - Donat Gula Ala Lebanon
20 Resep Cara Membuat Donat - Donat Mini Empuk
20 Resep Cara Membuat Donat - Donat Ubi Ungu
20 Resep Cara Membuat Donat - Donat Apel Goreng
20 Resep Cara Membuat Donat - Donat Tabur Gula
20 Resep Cara Membuat Donat - Donat Kentang Kelapa
20 Resep Cara Membuat Donat - Donat Pisang Sederhana
20 Resep Cara Membuat Donat - Donat Jeruk
20 Resep Cara Membuat Donat - Donat Lucu Bentuk Boneka
20 Resep Cara Membuat Donat - Donat Praktis
Vemale.com - Siapa sih di sini yang nggak pernah makan kue donat? Kue yang identik dengan lubang di tengahnya ini memang sudah jadi camilan rakyat. Mulai dari anak-anak hingga orang tua, pasti nggak ada yang nggak suka jajanan ini. Resep cara membuat donat pun sudah banyak beredar dengan berbagai cara dan varian. So kamu nggak harus beli di toko kue untuk bisa menikmatinya.
Dalam tulisan kali ini, Vemale merangkum 20 resep cara membuat donat yang pastinya gampang dan sederhana. Nggak pakai ribet, bahan dan caranya pun sudah dijelaskan dalam tiap resep di bawah ini. Jangan sampai salah langkah ya ladies, supaya donat bikinanmu bisa empuk dan dijamin enak. Well, apa saja sih 20 resep itu? Yuk langsung saja cek poin-poin berikut ini!
Resep Cara Membuat Donat Original

Kamu bisa menikmati donat empuk yang enak dengan resep donat sederhana ini.
Bahan:
- 500 gram tepung terigu protein tinggi
- 100 gram gula pasir
- 11 gram atau 1 bungkus ragi instan
- 1/4 sdt baking powder
- 1/2 sdt garam
- 2 kuning telur
- 100 gram mentega
- 250 ml susu cair
Olesan:
- Mentega
- Cokelat yang sudah ditim
- Meises cokelat
- Selai
- Gula halus
- Sesusaikan dengan selera kamu
Cara Membuat:
- Campur tepung terigu, gula, ragi instan, baking powder dan garam, aduk dengan tangan.
- Tambahkan kuning telur, uleni hingga berbentuk butiran halus.
- Tuangkan susu cair sedikit demi sedikit. Uleni hingga tercampur rata.
- Tambahkan mentega, uleni lagi dengan gerakan memutar, sesekali banting adonan. Lakukan hingga adonan licin dan kalis, kurang lebih 15 menit.
- Kumpulkan adonan menjadi satu dalam baskom. Tutupi dengan kain bersih, diamkan selama 1 jam.
- Tinju-tinju adonan hingga udara keluar dan adonan kempes.
- Bagi adonan menjadi 30 bagian, buat bulatan seperti bola. Diamkan lagi selama 10 menit.
- Lubangi masing-masing adonan, untuk hasil terbaik, lakukan dengan tangan.
- Goreng donat dalam minyak panas menggunakan api kecil-sedang. Goreng satu bagian hingga menguning, lalu balik hingga semua bagian berwarna kuning keemasan.
- Angkat, tiriskan dan tunggu hingga dingin.
- Hias dengan toping sesuai selera.
Resep Cara Membuat Donat Kentang Untuk Pemula
Bingung camilan apa sih yang enak dan murah? Tak perlu beli, ladies! Kamu bisa mencoba resep dari kami. Resep donat kentang yang pastinya setia menemanimu. Rasanya pun dijamin lezat. Untuk pemula, jangan khawatir, resep satu ini gampang banget!
Bahan:
- 3 buah kentang yang besarnya sedang (direbus kemudian ditumbuk hingga
- halus)
- 250 gr terigu (atau kalau kurang bisa ditambahkan sampai adonan tidak lengket di tangan)
- 1/2 bungkus fermipan
- 2 kuning telur
- 1 sdm mentega (dicairkan)
- 1 sdm gula pasir (atau sesuai selera)
- susu bubuk secukupnya.
Cara membuat:
- Campur semua bahan dan diuleni hingga kalis (tidak lengket di tangan),
- sambil juga dibanting-banting kira-kira 1/2 jam.
- Kemudian di tutupi dengan kain basah hingga mengembang (kira-kira 1/2
- sampai 1 jam).
- Setelah itu dicetak lalu digoreng. Baru dihiasi sesuai selera.
- Mudah bukan? Oh iya Ladies, saat menggoreng donat usahakan untuk tidak terlalu sering membolak balik donat ya. Hal ini supaya donat tidak terlalu berminyak saat dimakan. Balik saja donat kalau permukaannya agak kecoklatan. Selamat mencoba.
Resep Cara Membuat Donat Kentang Empuk
Donat adalah kue yang disukai semua orang. Berbagai macam donat hadir sebagai sajian yang disuka sepanjang masa. Donat Kentang yang empuk dan enak bisa kamu bikin dari resep ini.
Bahan:
- 200 gram tepung terigu
- 100 gram kentang, rebus, kupas kulitnya, haluskan
- 50 gram gula pasir
- 15 gram susu bubuk
- 40 gram margarin
- 1/2 bungkus ragi instant (kurang lebih 5 gram)
- 1/2 sdt baking powder
- 4 butir kuning telur
- 100 ml air es
- 1/4 sdt garam
Topping Cokelat:
- 250 gram cokelat masak
- 100 gram margarin
- Meises secukupnya
Cara Membuat Donat:
- Campur tepung terigu, gula, ragi, baking powder dan susu bubuk, aduk rata. Ayak jika perlu.
- Masukkan telur, kentang dan air es sedikit demi sedikit, uleni hingga kalis.
- Tambahkan garam dan margarin, uleni kembali hingga kalis dan elastis.
- Tutup adonan dengan serbet bersih atau plastik selama 15 menit.
- Kempeskan adonan yang sudah didiamkan, potong adonan seberat 30 gram lalu bentuk bulat. Diamkan selama 10 menit.
- Bentuk adonan yang sudah mengembang menjadi bolong di bagian tengah.
- Letakkan adonan donat di atas loyang yang sudah diolesi dengan tepung terigu tipis. Diamkan selama 1 jam.
- Goreng donat dalam minyak panas dengan api sedang. Angkat donat jika sudah berwarna kuning kecokelatan.
Cara Membuat Topping Cokelat:
- Tim mentega dan cokelat hingga leleh.
- Celupkan satu bagian donat dalam lelehan cokelat. Balik dan taburi dengan meises.
- Tunggu hingga cokelat leleh dingin dan membeku.
- Donat siap dihidangkan.
Resep Cara Membuat Donat Isi Selai
Donat tidak harus berlubang di tengahnya. Ada variasi donat isi selai atau cokelat yang bisa Anda coba dan tidak kalah enak.
Bahan:
- 500 gram tepung terigu protein sedang
- 1 butir telur
- 5 sdm gula pasir
- 1 sdm ragi instant
- 2 sdm margarin
- 100 gram selai sesuai kesukaan
- 50 ml air
- Gula halus secukupnya untuk taburan
Cara Membuat:
- Campur tepung terigu dan ragi instant hingga rata.
- Tambahkan gula pasir, telur, margarin dan air, aduk semua hingga rata.
- Uleni adonan hingga kalis dan tidak menempel di tangan.
- Tutup adonan dengan serbet bersih dan diamkan selama 1 jam. Tunggu hingga adonan mengembang dua kali ukuran semula.
- Jika sudah mengembang, kempeskan adonan dengan cara menekannya dengan genggaman tangan.
- Ambil adonan kurang lebih 10 gram, bentuk bulat lalu pipihkan. Isi dengan selai, kemudian bulatkan kembali. Lakukan hingga adonan habis.
- Diamkan adonan selama 15 hingga 20 menit.
- Goreng donat dalam minyak memakai api sedang. Tunggu hingga donat berwarna kuning kecokelatan, angkat, tiriskan.
- Tata donat yang sudah dingin di atas piring saji, beri taburan gula halus dengan bantuan ayakan tepung.
- Donat Isi Selai siap dihidangkan.
Tambahan:
Kamu bisa mengganti selai dengan meises cokelat.
Resep Cara Membuat Donat Mini Isi Strawberry
Bahan:
- 500 gram tepung terigu protein sedang
- 1 sdt baking powder
- 10 gram ragi instant
- 80 gram gula pasir
- 2 sdm susu bubuk
- 1 sdt vanili
- 1/2 sdt garam
- 2 butir telur
- 100 gram margarin
- 180 ml minyak untuk menggoreng
Bahan Isi:
selai strawberry
Cara Membuat:
- Campurkan tepung terigu, baking powder, ragi instant, gula pasir, susu bubuk, vanili, garam, kemudian aduk hingga adonan rata.
- Masukkan telur dan air, aduk rata dan uleni. Tambahkan margarin, dan uleni adonan hingga kalis dan elastis. Jangan berhenti menguleni bila adonan belum kalis karena donat akan sulit mengembang. Bulatkan adonan kemudian diamkan kurang lebih 30 menit di sebuah tempat. Tutup dengan lap basah.
- Setelah adonan mengembang benar, kempiskan, kemudian ambil dan bentuk adonan menjadi bulat-bulat, isi dengan selai strawberry. Diamkan kembali sekitar 10 menit.
- Panaskan minyak dan goreng donat hingga matang dan berwarna cokelat keemasan. Angkat, dinginkan dan sajikan.
- Sebagai tambahan toping Anda bisa mengguling2kan di gula halus, atau menambahkan toping cokelat.
Resep Cara Membuat Donat Manis Spesial Valentine
Di hari Valentine nanti, buat donat unik nan romantis ini untuk si dia yuk. Dengan menggunakan bahan coklat, kamu bisa menyajikan donat cantik berwarna pink dengan rasa lezat ini.
Bahan:
- 500 gram tepung terigu protein tinggi
- 100 gram gula pasir
- 11 gram atau 1 bungkus ragi instan
- 1/4 sdt baking powder
- 1/2 sdt garam
- 2 kuning telur
- 100 gram mentega
- 250 ml susu cair
Olesan:
- Cokelat warna putih
- Cokelat warna merah
- Sprinkle
Cara Membuat:
- Campur tepung terigu, gula, ragi instan, baking powder dan garam, aduk dengan tangan.
- Tambahkan kuning telur, uleni hingga berbentuk butiran halus.
- Tuangkan susu cair sedikit demi sedikit. Uleni hingga tercampur rata.
- Tambahkan mentega, uleni lagi dengan gerakan memutar, sesekali banting adonan. Lakukan hingga adonan licin dan kalis, kurang lebih 15 menit.
- Kumpulkan adonan menjadi satu dalam baskom. Tutupi dengan kain bersih, diamkan selama 1 jam.
- Tinju-tinju adonan hingga udara keluar dan adonan kempes.
- Bagi adonan menjadi 30 bagian, buat bulatan seperti bola. Diamkan lagi selama 10 menit.
- Lubangi masing-masing adonan, untuk hasil terbaik, lakukan dengan tangan.
- Goreng donat dalam minyak panas menggunakan api kecil-sedang. Goreng satu bagian hingga menguning, lalu balik hingga semua bagian berwarna kuning keemasan.
- Angkat, tiriskan dan tunggu hingga dingin.
- Tim cokelat warna merah dan putih hingga menghasilkan cokelat warna pink. Celupkan donat ke dalamnya, kemudian taburi dengan sprinkle. Diamkan, dan setelah mengering bisa disajikan.
Resep Cara Membuat Glazed Donat
Glazed donat atau donat dengan icing yang biasa dijual di toko donat di mall juga bisa dibuat sendiri di rumah. Berikut resepnya!
Bahan:
- 180 ml susu hangat
- 60 gram gula pasir
- 1/4 sdt garam
- 10 gram ragi
- 60 ml air hangat
- 400 gram tepung terigu protein sedang
- 65 gram mentega
- 2 telur
Bahan glazing:
- 250 gram gula bubuk
- 6 sdm susu cair
Cara Membuat:
- Dalam sebuah mangkuk besar, masukkan susu hangat, gula dan garam. Aduk kemudian biarkan hingga dingin.
- Setelah agak dingin, masukkan tepung dan aduk hingga rata serta tidak ada lagi sisa tepung yang menggumpal.
- Di wadah kecil lain, rendam ragi dengan air (boleh air biasa atau air hangat, namun jangan air panas agar ragi tidak mati). Biarkan hingga ragi mengembang selama 5-8 menit. Kemudian masukkan pada adonan tepung tadi.
- Tambahkan telur, mentega, dan uleni hingga semua bahan tercampur rata. Tambahkan tepung sedikit demi sedikit saat menguleni sampai adonan tidak lengket. Masukkan adonan ke dalam tepung, tutup dengan plastik atau handuk dan biarkan mengembang dua kali lipat selama 30-40 menit.
- Kempiskan adonan kemudian cetak menjadi bulat-bulat. Panaskan minyak dan goreng donat sampai warnanya berubah menjadi keemasan. Diamkan hingga dingin.
- Untuk glazing, campurkan gula dengan susu cair, kemudian aduk rata. Celupkan donat kemudian biarkan hingga kering.
Resep Cara Membuat Donat Singkong
Donat umumnya terbuat dari kentang. Nah, kali ini Vemale akan mengajak kamu untuk mencoba membuat donat dengan bahan dasar singkong. Singkong ini selain harganya jauh lebih murah daripada kentang juga sangat mudah didapat di mana-mana. Donat singkong ini juga memiliki rasa yang tidak kalah lezat dengan donat kentang lho. Simak resepnya di sini yuk...
Bahan-Bahan:
- 400 gram singkong, bersihkan, potong, kukus dan haluskan
- 400 gram tepung terigu
- 10 gram baking powder
- 2 butir telur ayam
- 50 gram susu bubuk full cream
- 100 gram gula halus
- 10 gram ragi instan
- 1,5 sdt garam
- 150 ml air
- 100 gram margarin
- minyak goreng
Langkah Pembuatan:
- Siapkan wadah besar, masukkan singkong, tepung terigu, gula halus, baking powder, ragi, garam dan juga susu bubuk. Aduk hingga rata.
- Masukkan telur dan tambahkan air sedikit demi sedikit dan aduk sampai merata.
- Tambahkan margarin dan aduk sampai adonan kalis.
- Bentuk bulat adonan tadi dan biarkan selama kurang lebih 60 menit sampai mengembang.
- Selanjutnya bentuk adonan seperti donat biasanya.
- Siapkan wajan dan panaskan minyak goreng.
- Goreng donat hingga matang atau berwarna kuning keemasan.
- Angkat, tiriskan dan sajikan dengan topping sesuai selera Anda.
Resep Cara Membuat Donat Sari Apel Panggang
Kue donat pada umumnya terbuat dari bahan dasar tepung dan juga kentang. Namun donat yang satu ini sangat berbeda. Donat ini menggunakan sari apel sebagai salah satu bahan adonannya, dan yang paling penting donat ini sangat sehat karena tidak digoreng melainkan dipanggang. Wah, ayo segera intip resepnya di sini ya Ladies.
Bahan:
- 500 gram tepung serba guna
- 150 gram gula merah
- 1 1/2 sdt baking powder
- 1/4 sdt baking soda
- 1 sdt garam
- 2 sdt kayu manis
- 2 butir telur
- 2 sdm unsalted butter
- 100 ml sari apel
- 50 ml susu dan 1/2 sdt cuka, biarkan selama 5-10 menit sebelum dituang
Topping:
- 2 sdm butter, lelehkan
- 50 gram gula merah
- 50 gram gula putih
- 1 sdm kayu manis bubuk
Cara Memasak:
- Dalam mangkuk besar campur tepung, gula, baking soda, baking powder, garam dan kayu manis.
- Dalam sebuah mangkuk lain, campurkan butter dengan telur sampai mengembang. Tambahkan susu yang telah dicampur dengan cuka dan sari apel, aduk sampai rata.
- Masukkan sedikit demi sedikit campuran tepung dalam adonan telur dan aduk sampai halus. Pastikan adonan tidak mengembang.
- Tuangkan adonan dalam cetakan donat yang telah diminyaki.
- Panggang dalam oven dengan suhu 350 derajat Celcius selama 8-10 menit.
- Untuk toppingnya lelehkan butter dan celupkan donat ke dalamnya, setelah itu taburkan campuran gula merah, putih dan juga kayu manis.
Resep Cara Membuat Donat Kampung
Donat kampung, makanan satu ini bikin tim Vemale kangen masa kecil. Teksturnya yang padat dan empuk dengan topping sederhana (gula halus) lumer di mulut dan rasanya itu lho... nggak bakalan bisa lupa. Kamu pun bisa membuatnya sendiri dengan resep berikut ini!
Bahan:
- 500 gram tepung terigu protein tinggi
- 3 buah kuning telur ayam
- 50 gram susu bubuk
- 100 gram gula pasir
- 75 gram mentega
- 2 sendok teh ragi instan
- 225 ml air hangat
- Minyak
- Butter secukupnya
Cara Membuat:
- Campurkan semua bahan lalu aduk menggunakan mixer hingga rata dan kalis (kurang lebih 10 menit)
- Diamkan adonan donat selama 30-45 menit hingga adonan mengembang
- Setelah mengembang, kempeskan adonan. Giling adonan hingga setebal 1 cm lalu cetak menggunakan cetakan donat.
- Goreng donat dengan api sedang dalam minyak yang dicampur 1 sendok makan butter. Tunggu hingga donat kuning keemasan, angkat.
Kamu bisa menaburkan gula halus atau mesis sesuai selera. Nah, donat kampung yang empuk dan menggoda bisa Anda nikmati setiap saat. Selamat mencoba, Ladies!
Resep Cara Membuat Donat Pisang
Donat pisang yang gurih dan legit ini akan sangat cocok dinikmati saat sarapan atau sebagai pencuci mulut setelah makan Ladies. Donat ini begitu lembut dan juga lezat serta akan memanjakan lidahmu. Ayo simak tutorial cara membuatnya di halaman ini ya Ladies.
Bahan:
- 150 gram butter
- 300 gram gula
- 2 butir telur
- 4 butir telur (ambil putihnya saja)
- 750 gram tepung terigu
- 2 sdt baking soda.
- 4 buah pisang matang
Topping/Olesan:
- 75 gram butter
- 500 gram gula bubuk
- 2-3 sdm susu
- 1 1/2 sdt ekstrak vanila
Cara Memasak:
- Campur butter, gula, telur dan juga putih telur.
- Tambahkan tepung dan baking soda. Aduk sampai rata.
- Tambahkan pisang dan aduk sampai tercampur dengan rata.
- Masukkan adonan pada cetakan donat sebanyak 2/3 cetakan.
- Panggang dalam oven selama 18-20 menit sampai matang.
- Diamkan selama kurang lebih 5 menit agar donat dingin.
- Untuk olesannya, lelehkan butter sampai berwarna kecoklatan.
- Tambahkan gula bubuk dan susu sedikit demi sedikit sampai adonan mencapai konsistensi yang dibutuhkan.
- Setelah itu celupkan donat satu persatu dalam topping dan dinginkan kembali selama beberapa saat.
- Donat pisang siap disajikan.
Resep Cara Membuat Donat Gula Ala Lebanon
Donat adalah kue yang mendunia. Hampir semua negara mengenal makanan ini. Kali ini Vemale akan mencoba menghadirkan sebuah resep donat yang lezat dari negara Lebanon untukmu. Wah, kira-kira seperti apa ya resep dan juga cara membuatnya simak di sini ya, ladies.
Bahan:
- 1 sdm ragi kering
- 1 sdt gula
- 100 ml air hangat
- 600 gram tepung terigu
- 1 sdt garam
- 75 ml minyak canola
- 200 ml air hangat
- gula bubuk untuk taburan donat
Cara Memasak:
- Rendam ragi dalam 100 ml air dan gula selama 15 menit.
- Aduk tepung dan juga garam. Tambahkan minyak dan juga larutan ragi.
- Pelan-pelan aduk adonan sampai tercampur rata.
- Tambahkan 200 ml air hangat sedikit demi sedikit sampai adonan yang diinginkan terbentuk.
- Uleni sampai adonan kalis dan bentuk adonan menjadi bola-bola.
- Bungkus dalam plastik dan tunggu selama 2 jam sampai adonan mengembang sempurna.
- Lubangi dan bentuk adonan menjadi donat.
- Tuang minyak dalam wajan dan masukkan donat satu persatu.
- Goreng sampai berubah warna menjadi keemasan.
- Angkat dan tiriskan.
- Taburi dengan gula bubuk.
- Sajikan selagi hangat.
Resep Cara Membuat Donat Mini Empuk
Donat masih menjadi salah satu snack favorit yang tidak sulit dibuat. Dengan membuatnya dalam ukuran kecil, donat akan lebih mudah di makan dalam sekali hap. Yuk, intip resepnya berikut ini.
Bahan:
- 250 gram tepung terigu cakra
- 4 sdm gula pasir
- 1 sdt fermipan
- 1 butir telur
- susu cair secukupnya
- 3 sdm mentega
- minyak untuk menggoreng secukupnya
Cara membuat:
- Campur tepung terigu, gula, dan fermipan. Lalu masukkan telur. Aduk rata. Tambahkan susu sedikit demi sedikit. Uleni hingga adonan kalis (hentikan pemberian susu jika adonan sudah kalis)
- Tambahkan mentega. Uleni kembali hingga adonan kalis elastis. Tutup adonan dengan kain dan diamkan selama 45 menit. Lalu kempiskan adonan. Bagi adonan menjadi beberapa. Bentuk menjadi donat berukuran kecil, atau gunakan cetakan donat yang dijual di pasaran. Diamkan lagi selama 15 menit. Tutup dengan kain.
- Setelah 15 menit, goreng donat dengan minyak panas. Angkat.
- Beri topping sesuai selera.
Resep Cara Membuat Donat Ubi Ungu
Donat merupakan camilan yang disukai banyak kalangan. Bentuknya yang khas dan rasanya yang enak membuatnya tetap jadi favorit sepanjang masa. Kali ini Vemale akan mencoba menghadirkan satu menu donat yang terbuat dari bahan ubi. Simak resepnya hanya di sini Ladies.
Bahan:
- 250 gram ubi ungu
- 250 gram tepung terigu
- 50 gram gula halus
- 1 sdm mentega
- 20 gram susu bubuk
- 1 butir telur ayam
- 1/2 sdt vanili bubuk
- 1/2 sdt ragi instan
- minyak goreng untuk menggoreng
Cara Membuat:
- Kupas ubi ungu dan rebus sampai matang.
- Angkat dan dinginkan, kemudian haluskan ubi.
- Masukkan ubi dalam wadah yang cukup besar, tambahkan tepung terigu, gula halus, mentega, susu bubuk, telur, vanili serta ragi instan.
- Aduk semua bahan sampai kalis dan tidak menggumpal.
- Diamkan adonan selama 15-30 menit sampai adonan mengembang.
- Bentuk adonan donat seperti biasanya.
- Diamkan lagi selama 30 menit.
- Goreng donat sampai cokelat keemasan.
- Berikan topping sesuai selera.
Resep Cara Membuat Donat Apel Goreng
Ingin bikin kue enak tapi nggak mau ribet? Ingin membuat sesuatu yang pasti disukai oleh anak-anak dan keluarga? Coba deh bikin donat apel ini. Cara membuatnya super mudah dan rasanya pun sangat enak. Selengkapnya, simak resepnya di bawah ini.
Bahan:
- 2-3 buah apel
- 100 gram gula pasir
- 150 gram tepung terigu
- 150 cc susu
- 3 sdm yogurt
- 1/2 sdt garam
- 2 butir telur
- bubuk vanila dan kayu manis secukupnya
- gula halus
Cara Membuat:
- Siapkan semua bahan.
- Buat adonan basah, caranya kocok kuning telur, susu, garam, bubuk vanila, dan bubuk kayu putih. Masukkan tepung terigu dan yogurt hingga tercampur rata. Tutup wadah adonan dengan plastik atau lap bersih, diamkan 30-40 menit.
- Potong-potong buah apel dengan melubangi bagian tengahnya. Celupkan dalam adonan, goreng hingga cokelat keemasan.
- Setelah matang, taburi dengan gula halus.
Resep Cara Membuat Donat Tabur Gula
Salah satu varian donat yang paling enak adalah donat tabur gula halus. Selain rasanya yang manis, biasanya donat ini tidak terlalu eneg. Ladies, buat kamu yang ingin mencoba membuat donat tabur gula yang enak, resep yang satu ini wajib dicoba.
Bahan:
- 250 gram tepung terigu
- 10 gram ragi instan
- 1/2 sdt gula
- 1/2 sdt garam
- 1/2 sdt baking powder
- 30 gram mentega (atau margarin)
- 25 cc susu
- 1 butir telur, ambil kuningnya saja
- 105 cc air
- 300 gram gula halus
Cara Membuat:
- Masukkan tepung, garam, gula, ragi, baking powder, kuning telur, dan susu.
- Proses dengan mixer, gunakan kecepatan sedang sambil tuangkan air sedikit demi sedikit.
- Tuangkan air terus hingga habis sedikit demi sedikit.
- Tambahkan mentega.
- Proses dengan mixer menggunakan kecepatan tinggi selama 20 menit.
- Bentuk adonan jadi bulat, diamkan sekitar 1 menit.
- Buat adonan jadi 10-12 bola-bola kecil, diamkan 10 menit.
- Buat adonan sedikit pipih.
- Buat lubang di tengahnya.
- Sempurnakan bentuk donat.
- Diamkan donat selama 30-40 menit, jangan lupa dibalik.
- Panaskan minyak di penggorengan, goreng hingga matang dan mengembang.
- Taburi dengan gula halus.
Resep Cara Membuat Donat Kentang Kelapa
Donat adalah salah satu kue yang difavoritkan banyak kalangan terutama anak-anak. Donat memiliki bentuk dan juga rasa yang khas. Kali ini Vemale akan mencoba membagikan satu resep donat kentang dan kelapa homemade yang berbeda dari donat pada umumnya. Simak resep lengkapnya di sini, ladies.
Bahan:
Water Roux/Tangzhong:
- 20 gram tepung terigu protein tinggi
- 100 ml air
Adonan Donat:
- 100 gram kentang, kukus, kupas, dan haluskan
- 200 gram tepung terigu protein tinggi
- 50 gram tepung terigu serbaguna
- 25 gram kelapa parut kering, haluskan
- 6 gram ragi instan
- 40 gram gula pasir
- 35 gram margarin
- 75 ml air hangat
- gula halus secukupnya untuk taburan
Cara Membuat:
- Buat water roux terlebih dahulu dengan mencampurkan semua bahannya.
- Aduk rata dan masak dengan api putih sampai putih mengental.
- Jangan sampai mendidih ya Ladies.
- Diamkan sampai dingin.
- Campurkan tepung terigu, gula, kelapa, dan ragi.
- Aduk rata.
- Masukkan kentang halus, water roux, dan air sedikit demi sedikit.
- Uleni sampai rata dan setengah kalis.
- Tambahkan mararin dan uleni sampai kalis.
- Diamkan adonan selama 30-45 menit dan tutup dengan kain lembab.
- Bagi adonan dan taburi terigu di atasnya.
- Diamkan 30 menit sampai mengembang.
- Buat lubang di tengah donat dan siapkan minyak panas.
- Goreng donat sampai kecoklatan.
- Angkat dan tiriskan.
- Taburi dengan gula halus.
- Donat siap disajikan.
Water roux adalah adonan yang akan membuat kue kamu lebih empuk Ladies. Saat dicampurkan dalam adonan water roux akan mengikat air dalam adonan sehingga kue lebih empuk. Tak hanya berguna untuk membuat donat saja Ladies. Kue apapun akan jadi lebih empuk dengan campuran water roux ini. Selamat mencoba ya!
Resep Cara Membuat Donat Pisang Sederhana
Donat pada umumnya terbuat dari kentang Ladies. Tapi kali ini Vemale akan mencoba menghadirkan satu resep donat yang terbuat dari pisang. Selain harganya yang murah buah pisang ini mudah didapat. Ayo simak resep lengkapnya hanya di halaman ini!
Bahan:
- 200 gram pisang tanduk, haluskan
- 250 gram tepung terigu protein tinggi
- 1 butir kuning telur
- 25 gram gula pasir
- 1 sdt fermipan
- 30 gram mentega
- 20 gram susu bubuk
- 10 ml air
Cara Membuat:
- Campurkan terigu gula pasir, susu bubuk, kuning telur, fermipan dan pisang.
- Aduk rata dan tambahkan air.
- Uleni dan masukkan mentega. Setelah itu uleni lagi sampai kalis.
- Tutupi dengan kain yang lembab dan diamkan selama kurang lebih 1 jam sampai mengembang.
- Setelah itu pukul-pukul adonan dan bagi jadi 10 bagian.
- Bentuk jadi bulatan dan tutupi lagi dan diamkan selama 10 menit.
- Lubangi donat dan diamkan lagi selama 20 menit.
- Panaskan minyak dan goreng donat sampai kecoklatan.
- Setelah dingin olesi dengan margarin dan beri topping sesuai dengan selera.
Resep Cara Membuat Donat Jeruk
Weekend is coming, saatnya berkreasi di dapur dan mencoba menu-menu baru untuk keluarga tersayang. Kali ini Vemale akan mencoba menghadirkan satu resep donat dengan rasa jeruk yang akan menceriakan weekendmu bersama keluarga, ladies. Simak resepnya di sini ya!
Bahan:
- 750 gram tepung terigu
- 9 gram ragi instan
- 7 sdm gula pasir
- 1 sdt baking powder
- 1 sdt perisa jeruk
- 1 butir telur ayam
- 200 ml air
- 3 sdm margarin
- 1/2 sdt garam
Cara membuat:
- Campur semua bahan kecuali margarin dan garam, aduk sampai rata.
- Tambahkan margarin dan garam lalu uleni lagi sampai kalis.
- Tutup adonan dengan kain lembab dan diamkan selama kurang lebih satu jam.
- Setelah itu uleni lagi sampai adonan kempes dan bentuk lingkaran.
- Diamkan adonan kurang lebih 10 menit.
- Panaskan minyak.
- Goreng donat sampai matang.
- Beri topping sesuai dengan selera.
- Donat siap disajikan.
Donat ini memiliki rasa jeruk yang akan membuat anak-anak semakin suka menyantapnya. Selamat mencoba ya!
Resep Cara Membuat Donat Lucu Bentuk Boneka
Meski sangat mudah sekali mendapatkan donat dengan rasa enak di pasaran, namun pasti akan lebih nikmat jika Anda bisa membuatnya sendiri di rumah. Dengan bahan-bahan yang kualitasnya lebih terjaga dan kreasi-kreasi unik sesuai selera pribadi, yuk coba bikin sendiri donat unik berikut ini.
Bahan Roti:
- 250 gram tepung terigu protein tinggi
- 150 gram tepung terigu protein sedang
- 25 gram susu bubuk
- 60 gram gula pasir
- 1/2 sdt baking powder
- 2 sdt ragi instan
- 2 kuning telur
- 1 putih telur
- 135 ml air es
- 65 gram margarin
- 1/2 sdt garam
- Minyak goreng
Bahan Toping:
- 150 gram cokelat masak pekat, lelehkan
- 300 gram cokelat masak warna hijau,
- 300 gram cokelat masak warna kuning
- 25 gram potongan almond
- 50 gram choco chips putih
Cara Membuat Donat:
- Campur tepung terigu, susu bubuk, gula pasir, baking powder, dan ragi instan, aduk hingga rata.
- Masukkan telur dan air sedikit demi sedikit sambil diuleni hingga kalis.
- Tambahkan margarin dan garam, lalu uleni hingga elastis. Diamkan 30 menit.
- Kempiskan adonan. Timbang adonan masing-masing 40 gram dan bulatkan. Diamkan lagi 10 menit.
- Pipihkan adonan. Bentuk bulat pipih, lalu lubangi tengahnya.
- Letakkan di loyang yang sudah ditaburi tepung. Diamkan 45 menit hingga mengembang.
- Goreng donat di dalam minyak yang telah dipanaskan dengan api kecil hingga kecoklatan dan matang. Angkat dan tiriskan.
- Untuk toping, bagi cokelat putih menjadi 3 bagian. Tambahkan pewarna pada 2 bagian dan aduk rata. Satu bagian dibiarkan putih.
- Celup donat ke dalam cokelat berwarna, lalu hias dengan choco chips, almond, dan cokelat masak pekat dalam bentuk katak, lebah, atau ayam.
- Lucu ya hasilnya. Atau kamu juga bisa menciptakan bentuk-bentuk lain dengan bahan yang tersedia. Selamat berkreasi, Ladies.
Resep Cara Membuat Donat Praktis
Siapa di antara Anda yang suka makan donat? Makanan ini memang enak, empuk, manis dan bisa dikreasikan dengan apapun. Nah, membuat donat tidaklah susah lho. Kali ini Vemale akan membagikan resep membuat donat ala cafe yang empuk, manis dan mudah. Yuk kita coba berkreasi dengan donat di dapur sendiri.
Bahan:
- 200 cc air
- 1/2 kg tepung terigu
- 1/2 bungkus ragi instan 11 gram
- 3 sdm margarin
- 2 sdt garap
- 2 butir telur
- 4 sdm gula pasir
- 3 sdm susu bubuk/susu kental manis
Topping:
- Gula halus
- Coklat blok dilelehkan
- Meses coklat/ warna-warni.
Cara Membuat:
- Kocok telur, masukkan gula, garam, susu, terigu, mentega dan aduk sampai rata.
- Campur ragi dalam air, aduk dan masukkan ke dalam adonan. Uleni hingga kalis elastis dan diamkan pada wadah tertutup sampai adonan mengembang. Bisa juga diletakkan di tempat yang agak hangat, selama 20 menit.
- Bulatkan adonan menjadi beberapa bagian dan letakkan di alas yang sudah ditaburi tepung terigu agar tak lengket. Lakukan sampai adonan habis dan diamkan selama 20 menit.
- Panaskan minyak goreng, buat adonan jadi berlubang seperti donat dan goreng dengan api kecil. Goreng sampai kekuningan, lalu angkat dan tiriskan.
- Sekarang waktunya memberi topping. Anda bisa langsung memberi taburan gula halus atau celupkan dalam coklat leleh dan taburi meses, lalu dinginkan.
Selesai! Donat enak, empuk dan manis siap disajikan. Anda bisa mengganti topping dengan keju dan butter cream, kacang dengan coklat leleh atau dengan fondant icing warna warni. Selamat mencoba.
Nah, dari 20 resep di atas, kira-kira yang mana nih yang mau kamu praktekkan duluan, ladies? Semuanya simpel dan gampang kok cara bikinnya. Atau mungkin kamu punya resep cara bikin donat yang lain yang juga nggak kalah unik? Yuk berbagi di halaman Vemale lewat redaksi@vemale.com yah!
(vem/dew)TOPIK TERKAIT
Langganan:
Postingan (Atom)