Senin, 04 Juni 2018

Buah klimaterik dan non klimaterik

Respirasi
     Respirasi adalah salah satu proses vital dalam tubuh makhluk hidup. Tanpa respirasi maka tidak akan ada aktivitas karena dari proses respirasi akan diperoleh sejumlah energi. Energi yang didapatkan ini akan digunakan untuk berbagai aktivitas sel seperti pembelahan sel, pembesaran sel dan perbanyakan sel. Energi dari respirasi demikian pentingnya untuk menjaga sel tetap hidup.
Secara umum respirasi terbagi dua yaitu respirasi aerobic dan anaerobic. Respirasi anaerobic terjadi pada kebanyakan organisme prokariot (bersel tunggal) yang berlangsung tanpa kehadiran oksigen.  Respirasi aerobic dilakukan oleh organisme eukaryotik (multisel) dan beberapa prokariot yang berlangsung dengan memanfaatkan oksigen. Pada tanaman terjadi respirasi secara aerobik.
Proses respirasi aerobik secara umum adalah :
             Senyawa organik   +  oksigen   →   karbondioksida + air   + energi
     Senyawa organik yang bisa digunakan dalam proses respirasi adalah karbohidrat, lemak dan protein. Glukosa (C6H12O6) adalah senyawa yang paling sering digunakan dalam respirasi sel dengan proses sebagai berikut :
                     C6H12O6 + 6 O2      →    CO2 + H2O +Energi (ATP + panas)
Respirasi buah-buahan
     Respirasi juga terjadi pada buah-buahan. Respirasi tidak hanya terjadi pada saat buah masih melekat di pohonnya namun terus berlanjut ketika buah telah dipetik. Respirasi merupakan proses biokimia utama yang terjadi pada produk pascapanen. Selain respirasi proses lain pada perkembangan buah adalah adanya gas etilene (C2H4). Etilene ini adalah salah satu hormon utama pada tanaman yang berfungsi menstimulasi pemasakan (ripening) buah.
Berdasarkan laju respirasi (respiration rate) dan produksi etilen (ethylene production) yang dihasilkan, maka penggolongan buah terbagi menjadi buah klimaterik dan buah non-klimaterik.
1.Buah klimaterik
     Disebut klimaterik apabila jumlah CO2 yang dihasilkan dalam fase pertumbuhan buah terus menurun dan menjelang senescene produksi CO2 kembali meningkat dan setelah itu menurun lagi. Etilen yang dihasilkan akan meningkat pada fase pemasakan buah (ripening) dan menurun menjelang fase pelayuan (senescene). Buah-buahan yang tergolong klimaterik antara lain :
Apel (Malus domestica)
Aprikot (Prunus armeniaca)
Alpukat (Persea americana)
Pisang (Musa sapientum)
Durian (Durio zibethinus)
Jambu biji (Psidium guajava)
Buah kiwi (Actinidia sinensis)
Mangga (Mangifera indica)
Melon (Cucumis melo)
Pepaya (Carica papaya)
Markisa (Passiflora edulis)
Pir (Pyrus communis)
Plum (Prunus domestica)
Tomat (Solanum lycopersicum)
Sawo (Manilkara zapota)
Srikaya (Annona squamosa)
Sukun (Artocarpus communis)
Tin/buah ara (Ficus carica)
Sirsak (Annona muricata)
Nangka (Artocarpus heterophyllus)
Mamey apple (Mammea americana)
2.Buah non-klimaterik
     Apabila CO(respiration rate) yang dihasilkan terus menurun secara perlahan sampai masa senescene. Etilene yang dihasilkan pun rendah atau tidak mengalami perubahan selama fase perkembangan buah, mulai dari pembelahan sel sampai fase senescene. Buah-buahan yang termasuk non-klimaterik adalah :
Jambu mete (Anacardium occidentale)
Ceri (Prunus avium)
Ketimun (Cucumis sativus)
Anggur (Vitis vinifera)
Grapefruit (Citrus grandis)
Jeruk nipis (Citrus aurantifolia)
Lemon (Citrus limonia)
Leci (Litchi sinensis)
Manggis (Garcinia mangostana)
Buah zaitun (Olea europaea)
Jeruk manis (Citrus sinensis)
Cabe (Capsicum annuum)
Nenas (Ananas comosus)
Delima (Punica granatum)
Rambutan (Nephelium lappaceum)
Rasberi (Rubus idaeus)
Stroberi (Fragaria sp)
Tamarillo (Cyphomandra betacea)
Semangka (Citrulus lanatus)
Terung (Solanum melongena)
Blackberi (Rubus sp)
Duku/langsat (Lancium domesticum)
Lengkeng (Dimocarpus longan)
Belimbing (Averrhoa carambola)
Buah naga (Hylocereus undatus)
Salak (Salacca zalacca)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar